JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung bereaksi setelah muncul kabar PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membayar lunas pembelian 10% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). BEI mempertanyakan asal-muasal dan status dana pembayaran sebesar US$ 391 juta itu. Menurut Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, pihaknya telah meminta penjelasan kepada manajemen BUMI dua hari lalu (16/11). "Secara formal, dalam waktu tiga hari bursa, mereka (BUMI) sudah harus memberikan jawaban," katanya kepada KONTAN, kemarin (17/11). Secara garis besar, bursa ingin mengetahui apakah benar BUMI telah menyetorkan dana ke rekening Newmont International Limited (NIL) di Citibank, New York, dan ke rekening Nusa Tenggara Mining Company (NTMC) di Mitsui Bank, Jepang. Keduanya adalah pemilik 10% saham NNT tersebut.
Nah, BEI berharap BUMI menjelaskan masalah ini sampai tuntas. Bila ternyata penjelasan kurang memadai, otoritas bursa akan memanggil manajemen BUMI untuk memberikan keterangan tambahan. Seperti diberitakan KONTAN kemarin, PT Multi Daerah Bersaing telah menyetorkan uang pembayaran 10% saham NNT sebesar US$ 391 juta pada senin lalu (16/11). Presiden Direktur NNT Martiono Hadianto mengaku telah menerima bukti penyetoran dana itu. Pengirimnya dalah Bumi Resources. Multi Daerah Bersaing adalah konsorsium yang beranggotakan PT Daerah Maju Bersaing dan anak usaha Grup Bakrie, PT Multicapital. Nah, selama ini BUMI mengaku hanya memegang 5% saham Multicapital. Adapun mayoritas sahamnya dimiliki oleh Bakrie Capital. Melihat komposisi itu, wajar jika muncul pertanyaan saat BUMI sebagai pemilik minoritas Multicapital membayar seluruh dana pembelian 10% saham NNT. Hingga tadi malam, Grup Bakrie masih belum bersedia menjelaskan hal ini. "Sebaiknya tanya ke Multicapital yang melakukan transaksi itu," elak Akhabani, Direktur Keuangan Bakrie Capital kepada KONTAN, kemarin. Dia juga menolak menjelaskan apakah Bakrie Capital turut mengucurkan dana bagi Multicapital. Vice President Hubungan Investor BUMI Dileep Srivastava juga pelit berkomentar. "Saya sedang dalam perjalanan," ujarnya singkat. Sebelumnya, KONTAN pernah memberitakan, manajemen BUMI melakukan lawatan ke China sejak akhir pekan lalu. Kabarnya, kepergian itu bertujuan mencari dana untuk membiayai pembelian saham NNT. Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman berpendapat, pembayaran yang dilakukan BUMI mungkin hanya berupa dana talangan. Pasalnya, produsen batubara terbesar di Indonesia ini memiliki dana yang cukup banyak. Di antaranya berasal dari pinjaman dari China Investment Corporation (CIC) sebesar US$ 1,9 miliar.
Dari jumlah itu, sebanyak US$ 1,3 miliar sudah digunakan BUMI untuk membayar utangnya, dan US$ 380 juta untuk membiayai akuisisi tiga perusahaan pada beberapa waktu lalu. Berarti, perusahaan ini masih memiliki sisa dana segar dari pinjaman CIC itu sekitar US$ 220 juta. Selain itu, melalui anak usahanya, Bumi Capital Pte Ltd., BUMI telah menerbitkan obligasi global sebesar US$ 300 juta pada awal bulan ini. Nah, Norico menduga, dana-dana inilah yang digunakan BUMI untuk membiayai pembelian 10% saham NNT. "Apalagi, setiap akuisisi di atas US$ 77 juta mewajibkan BUMI menawarkan prioritas kerjasama dengan CIC," imbuhnya. Selain itu, BUMI juga akan menggunakan dana obligasi global untuk membiayai pengembangan Proyek Dairi di Sumatera Utara. Bujet untuk proyek itu mencapai US$ 211 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan