BEI Suspensi 5 Saham Ini Usai Lonjakan Harga, Investor Jual atau Tahan Saat Dibuka?
Rabu, 17 Desember 2025 06:13 WIB
Oleh: Dimas Andi | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara atau melakukan suspensi perdagangan lima saham pada Selasa (16/12) menyusul lonjakan harga yang dinilai tidak wajar. Kondisi ini memunculkan pertanyaan di kalangan investor: sebaiknya beli atau justru jual saham tersebut ketika suspensi dibuka? Adapun lima saham yang terkena suspensi meliputi PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO), PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), PT Capitol Nusantara Indonesia Tbk (CANI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE). Dalam lima hari perdagangan terakhir, kelima saham tersebut mencatat kenaikan harga yang cukup tajam. Saham RLCO misalnya, ditutup di level Rp 685 per Selasa (16/12), melonjak 333 poin atau 94,60%. Sementara NATO naik 20,95% ke Rp 254, CANI menguat 19,59% ke Rp 116, BNBR naik 19,59% ke Rp 116, serta CARE melonjak 25,00% ke Rp 725.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham AADI, ANTM, MBMA, MEDC dan PGEO untuk Hari Ini (17/12) BEI menilai kenaikan harga kumulatif tersebut berpotensi memicu volatilitas berlebihan. Oleh karena itu, suspensi diberlakukan sejak sesi pertama perdagangan 16 Desember 2025 sebagai langkah cooling down sekaligus perlindungan bagi investor. “Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dalam pengumuman resminya, Senin (15/12). Praktisi Pasar Modal sekaligus Pendiri WH-Project, William Hartanto, menilai lonjakan harga saham-saham tersebut sangat kental dengan unsur spekulasi, terutama pada saham IPO seperti RLCO. Menurutnya, pergerakan harga yang terlalu agresif tidak selalu mencerminkan kondisi fundamental perusahaan. Tonton: DJP Siapkan Senjata, Wajib Pajak Tak Bisa Sembunyikan Aset Properti di Luar Negeri! “Pergerakan harga sahamnya juga tidak selalu sejalan dengan kinerja fundamental,” ujar William, Selasa (16/12). Ketika suspensi dibuka, William mengingatkan investor untuk tidak gegabah. Investor disarankan memantau apakah pergerakan harga masih terukur dari sisi support dan resistance, mencermati volume perdagangan, serta menilai kembali valuasi saham terkait. Dengan karakter pergerakan yang spekulatif, William menyarankan investor menerapkan strategi *sell on strength* guna mengamankan keuntungan sekaligus mengantisipasi potensi koreksi tajam setelah suspensi dicabut.
OJK Himbau Korban Scam Laporkan Cepat dalam 15 Menit ke IASC