BEI Suspensi Perdagangan Saham Xolare RCR Energy (SOLA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum sebulan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) terkena suspensi. Penghentian sementara ini diberikan sehubungan terjadi penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham SOLA.

Dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor, BEI melakukan penghentian sementara perdagangan saham SOLA pada perdagangan 27 Mei 2024. 

Suspensi ini tertuang dalam pengumuman BEI tertanggal 22 Mei 2024 yang ditandatangani oleh Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Yulianto Aji Sadono dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A.


"Penghentian sementara perdagangan saham SOLA dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya," ungkap Pengumuman Bursa, Senin (27/5).

Baca Juga: Xolare (SOLA) Raih Kontrak Rp 27,24 Miliar Garap Proyek di Kalimantan Selatan

Dari sisi pergerakan saham, fluktuasi SOLA terbilang sangat kencang. Pada debut perdana 8 Mei 2024, harga SOLA melonjak 34,55% atau menembus auto rejection atas dari harga penawaran Rp 110 ke level Rp 148 per saham. 

SOLA mencapai level harga tertinggi di posisi Rp 252 per saham pada 15 Mei 2024. Namun, harga SOLA dominan bergerak merosot dengan penurunan signifikan. Menutup perdagangan Rabu (22/5) harga SOLA ambles 30,43% ke posisi Rp 64 per saham. 

Dari keterbukaan informasi terbaru, manajemen SOLA mengumumkan telah mendapat kontrak material sebesar Rp 27,24 miliar dari Kerja sama operasi (KSO) Telogo Argo. SOLA mendapatkan kontrak ini melalui anak perusahaan, yakni PT Aplikasi Bitumen Indonesia.

Baca Juga: Mengaspal di Bursa, Xolare RCR Energy (SOLA) Incar Pendapatan Rp 115 Miliar

Corporate Secretary Xolare RCR Energy Dinda Oktavia mengungkapkan bahwa proyek tersebut ditujukan untuk pekerjaan preservasi jalan di Kandangan – Mentewe, provinsi Kalimantan Selatan. 

"Kejadian tersebut berpotensi meningkatkan pendapatan Perseroan secara signifikan," kata Dinda dalam keterbukaan informasi, Rabu (22/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi