BEI suspensi saham SIAP



JAKARTA. Otoritas Bursa Efek Indoensia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP).

"Kami putuskan untuk suspensi dulu sahamnya sampai mereka memperbaiki apa yang perlu diperbaiki," ujar Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Jumat (6/2).

Saham SIAP disuspen sejak perdagangan sesi I Jumat, 6 Februari 2015. Suspensi dilakukan setelah otoritas pasar modal ini menerima jawaban resmi manajemen SIAP terkait perkembagnan kinerja perseroan pasca akuisisi RITS Ventures Limited.


Selain itu, mengenai penyajian laporan keuangan interim per 30 September 2014. Disamping itu, volatilitas perdagangan saham SIAP juga dinilai tinggi. Maka dalam rangka menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, BEI pun menyetop perdagangan saham emiten tambang ini.

Ada beberapa isu yang menjadi perhatian otoritas bursa. Pertama, terkait merosotnya penjualan bersih perseroan yang signifikan pada September 2014 dibandingkan Juni 2014.

Kedua, perkembangan operasional tambang milik anak usaha yang baru saja diakuisisi, RITS Ventures Limited. Ketiga, terkaitĀ  konsolidasi perusahaan pelumas, PT Mahaputra Adi Nusa (MAN).

Terkait penurunan penjualan bersih, per akhir September 2014 penjualan bersih SIAP terncatat hanya Rp 27,22 miliar. Sedangkan, di Juni 2014, penjualan bersih perseroan mencapai Rp 147,18 miliar.

Melalui pernyataan resminya, M Suluhuddin Noor, Direktur Utama SIAP mengaku tengah menelaah kembali data dan catatan keuangan terkait perubahan pengendalian manajemen. Perubahan manajemen terjadi setelah SIAP menggelar rights issue yang berindikasi backdoor listing pada pertengahan tahun lalu.

Itu sebabnya, perusahaan yang awalnya bergerak di bidang industri percetakan dan perdagangan berubah menjadi perusahaan tambang. Suluhuddin bilang, pihaknya selaku manajemen baru SIAP telah menerima data dan catatan keuangan dari fungsional akuntansi keuangan untuk periode setelah 31 Juli 2014.

"Ada kekeliruan pemahaman atas saldo laba rugi periode berjalan terkait transaksi divestasi PT Zensei Indonesia," kata dia.

Perseroan pun berjanji akan memperbaiki laporan keuangan per September 2014 dan menyampaikan paling lambat 6 Februari 2014. Lalu, mengenai operasional RITS, pada kenyataanya di luar espektasi. Manajemen SIAP sebelumnya mengumbar konsesi tambang yang dikelola anak usaha RITS, PT Indo Wana Bara Mining Coal (IWBMC) sudah bisa beroperasi secara komersial paling sekitar Agustus-September 2014.

Namun, tambang yang diklaim memiliki sumber daya 533,31 juta ton itu ternyata belum bisa beropersi secara komersial hingga periode yang dijanjikan. Suluhuddin beralasan, telatnya realisasi pendanaan dari Fundamental Resouces Pte. Ltd (FR).

Pendanaan itu rencananya dikucurkan melalui SIAP, sebagai induk IWBMC. Total pinjaman senilai Rp 75 miliar. Pinjaman bertenor tiga tahun ini memiliki tingkat bunga 12,5% per tahun. Adapun, pinjaman baru bisa direalisasikan Desember 2014.

Mundurnya pencairan pinjaman itu menyebabkan kegiatan pembebasan lahan serta pembangunan sarana dan prasarana pertambangan tidak bisa dilakukan. Dengan demikian, kontrak penjualan yang telah disepakati pun diadendum.

Kontrak-kontrak yang dimaksud antara lain kontrak dengan Evertrade, Asia Express, dan Binh Duong. Pengiriman akhirnya diubah menjadi mulai Juni 2015. Adapun, kontrak-kontrak dengan pihak lain masih dalam proses renegosiasi harga.

Manajemen SIAP memperkirakan, produksi IWBMC sudah bisa dilakukan pada April 2015 mendatang. Selanjutnya, terkait akuisisi MAN, perseroan telah meneken akta jual beli saham bersyarat dengan Zakie Mubarak Yos.

SIAP membeli 4.000 saham MAN atau setara dengan 80% senilai Rp 21,04 miliar. Status bersyarat berkaitan dengan persetujuan dari Pertamina Pelumas dan Bank BRI masih dalam proses.

"Akuisisi menjadi efektif setelah diperoleh surat persetujuan para pihak terhadap transaksi akuisisi," tutur Suluhuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto