KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan transaksi investor di Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) mencapai Rp 140 triliun pada tahun ini. Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra mengatakan, terdapat peningkatan transaksi SPPA pada tahun 2024. Per 19 Februari 2024, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di SPPA sebesar Rp 1,63 triliun, dengan total transaksi Rp 32 triliun.
“Jadi ini memang meningkat cukup signifikan. Oleh karena itu, kami optimistis pelaku pasar bisa memanfaatkan SPPA sebagai platform,” ujarnya dalam Konferensi Pers Implementasi Enhancement SPPA BEI, Senin (19/2). Baca Juga: Optimalisasi SPPA BEI Bantu Pengembangan SUN Peningkatan nilai transaksi per 19 Februari ini terjadi di beberapa instrumen, bahkan di luar instrumen Obligasi Pemerintah Fixed Rate (Seri FR). “Pelaku pasar sudah mulai juga memanfaatkan SPPA sebagai price discovery. Tidak hanya untuk government bonds seri FR, tetapi juga seri sukuk (Project Based Sukuk/PBS) misalnya. Ini terus masuk dalam SPPA,” ungkapnya. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, ada beberapa strategi dalam meningkatkan transaksi. Dalam jangka pendek, BEI akan melakukan sosialisasi dan diskusi dengan para pengguna dan calon pengguna untuk lebih bisa berpartisipasi. “Kami juga akan berdiskusi dengan para pengambil kebijakan bagaimana SPPA punya peran yang strategis terkait pelaporan dan perdagangannya,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Perdagangan Surat Utang Negara (SUN) melalui SPPA terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari sisi trading value serta market share.