BEI telusuri pembobolan data investor



JAKARTA. Upaya pembobolan rekening efek nasabah oleh oknum tak bertanggung jawab menjadi salah satu perhatian regulator pasar modal. Tito Sulistio, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, pihaknya baru mendapat laporan dari Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) mengenai kasus ini, akhir pekan lalu. BEI belum bisa mengambil tindakan apapun karena masih mendalami kasus tersebut. Tito akan mengajak APEI membahas hal itu.

"Awal mulanya adalah pemalsuan KTP untuk meniru identitas nasabah. Jadi ini masuk ke tindakan kriminal dan sebenarnya menjadi urusannya polisi," kata Tito, Senin (10/8). BEI yakin, perusahaan efek sudah menerapkan prosedur keamanan yang baik. Sayangnya, ia enggan mengungkapkan langkah apa saja yang akan diambil BEI untuk lebih memperkuat sistem keamanan rekening efek.

"Saya tidak mau berkomentar banyak dulu, karena laporannya baru masuk dan masih harus dipelajari kasusnya. Beri saya waktu," ujar Tito.


Ia bilang, penipuan yang terjadi ini bukan termasuk fraud transaksi. Jika ada kasus fraud, Tito mengatakan investor tidak perlu khawatir karena kini BEI sudah memiliki PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI). P3IEI ini akan bertugas menjamin perlindungan dana investor ketika terjadi kasus penggelapan.

Jika ada anggota bursa yang mengalami fraud, seperti pembobolan, penyelewengan atau hal lain yang menimbulkan kehilangan aset, investor dan anggota bursa bisa memperoleh penggantian dana. Dana perlindungan investor ini baru saja dinaikkan dari Rp 25 juta menjadi Rp 100 juta untuk memberi rasa aman.

Sementara Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengaku, belum mengetahui kasus percobaan pembobolan rekening efek yang dilaporkan APEI. "Saya belum bisa pastikan apakah sudah ada laporan atau tidak," kata dia. Kemarin KONTAN memberitakan, baru baru ini terendus oknum yang mencoba mengubah data diri nasabah, lalu mengambilalih kendali investasi pemodal di beberapa perusahaan efek.

Susy Meilina, Ketua APEI mengatakan, tiga perusahaan efek mengadukan percobaan penipuan. Sang oknum tak bertanggungjawab itu mencoba mengubah alamat email, nomor ponsel dan rekening bank. Tujuannya, segala kegiatan dan laporan jual beli pemodal yang menjadi target masuk ke email dan ponsel milik oknum.

Setelah itu, oknum ini bisa bebas menjual seluruh portofolio korban. Ditengarai, pencuri ini memiliki identitas palsu untuk melancarkan rencana jahatnya. APEI maupun perusahaan efek bersangkutan belum melaporkan kejadian ini ke kepolisian. Untung saja, percobaan pembobolan rekening ini bisa dicegah. Sehingga, belum ada laporan kerugian dari nasabah. Perusahaan efek mengonfirmasi ulang ketika ada perintah perubahan data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie