Beirut luluh lantak, KBRI Beirut imbau WNI untuk waspada!



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana di gudang Beirut akibat ledakan dahsyat mengguncang seluruh kota. Akibatnya, 135 orang dinyatakan tewas dari kejadian ini.

Melansir Reuters, Menteri Kesehatan Hamad Hassan mengatakan, lebih dari 5.000 orang lainnya luka-luka dalam ledakan Selasa di pelabuhan Beirut. Selain itu, sekitar 250.000 orang terlantar tanpa rumah yang layak untuk tinggal setelah gelombang kejut menghancurkan bangunan, memporakporandakan kota dan menghancurkan jendela-jendela.

Baca Juga: 7 fakta ledakan di Beirut Lebanon, terdengar hingga 240 km


Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut dalam keterangan resminya di situs resmi kementerian luar negeri Indonesia (https://kemlu.go.id), meminta Warga Negara Indonesia (WNI) untuk selalu waspada dan selalu mengikuti perkembangan situasi melalui media setempat dan media KBRI Beirut. 

WNI juga diminta untuk menjauhi tempat-tempat yang berpotensi terjadi resiko ledakan, dan mengupayakan untuk berada di dalam rumah atau tempat yang aman serta menaati peraturan pemerintah setempat. 

Baca Juga: Pejabat pelabuhan dikenai tahanan rumah pasca ledakan Beirut, siapa saja mereka?

Disebutkan pula, WNI harus mengenakan masker apabila memiliki akses terhadap udara luar, mengingat bahan yang meledak merupakan bahan kimia dan berisiko terhadap kesehatan. 

Imbauan lainnya antara lain: memastikan keselamatan dan keberadaan orang-orang terdekat, serta memastikan identitas diri seperti paspor atau izin tinggal dan uang tunai yang cukup berada dalam jangkauan. 

Baca Juga: Kengerian wajah Beirut: Bangunan luluh lantak, jumlah korban tewas capai ratusan

WNI juga diimbau untuk menginformasikan kepada KBRI Beirut apabila ada pribadi maupun WNI terdekat yang terancam keselamatannya maupun terdampak oleh ledakan yang dimaksud. 

KBRI Beirut juga menjelaskan, dalam keadaan darurat, WNI yang memerlukan bantuan maupun perlindungan dapat menghubungi nomo +961 5 924 676 (Telp) atau +961 70817 310.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie