Bekal awal positif industri reksadana



JAKARTA. Mengawali tahun ini, industri reksadana mencatatkan kinerja moncer. Data Infovesta Utama menunjukkan sepanjang Januari, dana kelolaan reksadana bertambah Rp 6,47 triliun, atau naik 3,48% dibanding akhir tahun lalu. Dengan tambahan itu, maka total dana kelolaan  hingga akhir Januari 2014 mencapai Rp 192,193 triliun.Analis Infovesta Utama Viliaawati menilai, peningkatan dana kelolaan ditopang kinerja positif beberapa jenis reksadana beraset dasar saham dan pasar uang. Pada periode tersebut, dana kelolaan reksadana saham naik Rp 2,72 triliun menjadi Rp 87,53 triliun. Sementara, reksadana pasar uang bertumbuh Rp 2,01 triliun menjadi Rp 13,28 triliun.Sepanjang tahun lalu, industri reksadana mengalami pasang surut.  Dana kelolaan industri reksadana sempat kinclong pada Mei 2013 dengan total Rp 195,69 triliun. Namun, kinerja itu tidak berlangsung lama, terus melorot hingga tersisa Rp 189,85 triliun pada akhir Juli 2013.Menurut Vilia, jebloknya dana kelolaan reksadana kala itu akibat  fluktuasi pasar modal domestik. Di awal 2013, bursa saham dilanda optimisme investor akibat berlanjutnya stimulus Bank Sentral AS. Akibatnya, aliran dana asing membanjiri pasar modal domestik. Sentimen positif itu sempat mengantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak level tertinggi baru. Ujung-ujungnya, dana kelolaan reksadana ikut terangkat."Namun memasuki pertengahan tahun, pergerakan bursa saham berbalik. Sentimen negatif mewarnai pasar modal, seiring kenaikan inflasi, dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.Nah, di awal 2014, sentimen pasar modal mulai positif, setelah cadangan devisa membaik, ditambah kebijakan bank sentral menahan BI rate di level 7,5%, dan neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus.Vilia bilang, kenaikan dana kelolaan industri reksadana sepanjang Januari 2014 juga dipicu pertumbuhan unit penyertaan. Per Januari 2014 tercatat ada 124,060 miliar unit, atau naik 2,95% dibanding akhir tahun lalu. Katanya, pertumbuhan unit penyertaan disebabkan penambahan dana atau subscription investor. "Selain itu ada tambahan jumlah produk reksadana sehingga unit penyertaan meningkat," paparnya.Vilia memperkirakan, dana kelolaan tahun ini berpotensi tumbuh, seiring membaiknya kondisi makro ekonomi domestik yang bisa membawa sentimen positif bagi pasar modal. Adanya pertumbuhan jumlah investor reksadana juga bisa menopang pertumbuhan unit penyertaan.Optimistis tumbuhPresiden Direktur Panin Asset Management, Winston Sual optimistis, makro ekonomi domestik tahun ini mulai positif seiring menipisnya defisit neraca perdagangan.  "Current account deficit sudah melewati titik krisis di kuartal II 2013, sehingga saat ini mulai mengalami perbaikan meskipun cenderung lambat," ujar Winston.Membaiknya defisit neraca dagang diprediksi akan berpengaruh terhadap kebijakan bank sentral yang tidak mengerek lagi BI rate. "Tahun ini juga ada kepastian politik karena Juli 2014 sudah diketahui Presiden terpilih. Sehingga risk premium akibat ketidakpastian politik akan turun memasuki semester II 2014," ujar Winston.Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja menargetkan, dana kelolaan tahun ini naik 30% dibanding tahun lalu menjadi Rp 19,6 triliun. "Kenaikan dana kelolaan akan didorong subcription dan produk baru," ujarnya.Sementara, Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi, Muhammad Hanif menargetkan, dana kelolaan tahun ini bisa mencapai Rp 28,9 triliun, atau tumbuh 50% ketimbang tahun lalu.  "Kami memperkirakan value aset dasar reksadana akan naik, sehingga dana kelolaan ikut positif," imbuh Hanif.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini