Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) genjot penjualan tanah di paruh kedua



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia lahan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), anggota indeks Kompas100 ini, memproyeksi pada semester dua ini bakal banyak perusahaan yang akan membeli lahan industri. Karena itu, BEST akan menggenjot penjualan.

Direktur Utama Bekasi Fajar Industrial Estate, Yoshihiro Kobi menyampaikan pada saat ini harga tanah mereka di kawasan industri MM2100 dibanderol dengan harga Rp 3 juta hingga Rp 3,4 juta per meter persegi.

Baca Juga: Bekasi Fajar Industrial (BEST) bakal pasarkan 40 hektare lahan tahun ini


Lebih lanjut, ia bilang penetapan harga ini tergantung dari lokasi, ia tak menampik jika harga lahan di wilayah MM2100 dapat melebihi harga yang ditentukan. Pada tahun ini mereka menargetkan penjualan lahan 40 hektare.

Sayangnya hingga semester 1 2019 penjualan masih rendah dan belum mencapai 50% dari target. “Realisasinya masih sedikit mungkin karena ada Pemilu dan momen puasa, semester kedua kita optimis, biasanya penjualan banyak di kuartal 4,” ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Rabu (31/7).

Ia menambahkan, saat ini pembeli dari sektor makanan dan minuman juga mulai meningkat, adapun sektor lainnya seperti otomotif, yang banyak berasal dari Jepang.

“Kami tetap ekspansi, dan sudah menjual lahan dari beberapa tahun lalu, sudah menyediakan fasilitas yang diinginkan industri,” paparnya.

Baca Juga: Bekasi Fajar (BEST) optimistis target pertumbuhan tahun ini tercapai

Sepanjang semester I-2019, pendapatan BEST menjadi Rp 371,05 miliar turun 8,24% dari sebelumnya Rp 401,63 miliar. Sementara pada tahun ini mereka memasang target pendapatan tumbuh 15% dari tahun lalu.

Memasuki semester kedua tahun ini, BEST fokus untuk mencapai target penjualan lahan. Sebagai informasi pada 2019 BEST juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 600 miliar yang direncanakan untuk mengakuisisi lahan.

Namun, ia belum dapat meNyebutkan lebih jauh terkait rencana akuisisi lahan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli