Bekasi Fajar optimistis lahan industri bersinar



JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) optimistis bisa menjual 40 hektare (ha) lahan industri di akhir tahun ini. Meski sampai semester I-2014 lahan industri baru terjual 30% atau 12 ha saja, kondisi ekonomi dan politik domestik yang bakal membaik di sisa tahun ini bisa menjadi katalis untuk menggeber target bisnis.

Khrisna Daswara, Sekretaris Perusahaan Bekasi Fajar Industrial Estate menuturkan, pada semester satu tahun ini ada dua faktor yang membuat bisnis lahan industri belum bisa tumbuh optimal. Pertama, momentum pemilihan umum (pemilu) legislatif dan presiden.

Kedua, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar. "Dua situasi ini membuat banyak investor yang wait and see, menunggu kepastian dan kestabilan situasi dulu. Tapi, kami lihat ini hanya temporary, kuartal dua dan kuartal tiga kami yakin bisnis bagus," kata Khrisna saat dihubungi KONTAN, Minggu (10/8).


Pendapatan BEST pada semester I-2014 memang longsor 45% dari Rp 444,04 miliar pada semester I-2013 menjadi Rp 243,69 miliar. Adapun, laba bersih tahun berjalan Bekasi Fajar melorot 52% dari Rp 262,98 miliar menjadi Rp 124,86 miliar.

Namun, Khrisna tetap optimistis pendapatan sampai akhir 2014 bisa lebih baik dari tahun lalu. Pasalnya, penjualan lahan industri di semester satu 2014 baru sepertiga dari target. "Kami yakin semester dua bisa capai target tahunan. Karena sebetulnya sudah banyak investor yang ingin beli lahan industri dan sudah siap membuat perjanjian. Hanya saja belum meneken, menunggu pemilu selesai terlebih dulu," terangnya.

Selain itu, di semester dua ini Bekasi Fajar juga masih memproses  pembangunan pergudangan logistik (standard factory building). Berdasar laporan keuangan Bekasi Fajar yang berakhir Juni 2014 pada catatan tujuh, perusahaan ini memiliki persediaan tanah dengan nilai tercatat Rp 13,92 miliar seluas 38.300 meter persegi (m²). Lahan ini bakal diperuntukan menjadi kawasan pergudangan logistik.

Pendapatan berulang

Dalam proses pembangunan ini, Bekasi Fajar bekerja sama dengan Daiwa House Co Ltd asal Jepang. Kolaborasi ini membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Daiwa Manunggal Logistik Properti.

Pembangunan pergudangan logistik di atas lahan seluas 25 ha ini bakal berlangsung tiga tahap. Untuk tahap pertama akan dibangun di atas  lahan seluas 9,5 ha dengan total  bangunan antara 5,8 ha–6 ha. Nilai proyek bangunan saja sebesar Rp 300 miliar.

Pembangunannya sendiri direncanakan memakan waktu satu tahun sampai satu setengah tahun. "Sesuai dengan yang disampaikan pada paparan publik beberapa waktu lalu, saat ini masih proses pematangan desain bangunan. Pengerjaan bisa segera dilakukan tahun ini," tuturnya.

Nantinya, skema bisnis dari gedung logistik ini hanya sewa saja, tidak dijual. Langkah ini untuk menggenjot pendapatan berulang (recurring income) Bekasi Fajar. Maklum, selama ini BEST hanya fokus pada penjualan lahan industri. Manajemen berharap, setelah gudang tersebut beroperasi, pendapatan berulang perusahaan ini bisa mencapai sekitar US$ 4 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan