Bekasi Fajar terus mengakuisisi lahan industri



JAKARTA. Pengelola kawasan industri MM2100, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, terus menambah cadangan lahan alias landbank. Emiten berkode saham BEST itu berniat mengakuisisi lahan seluas 50 hektare (ha) di tahun ini. Lokasinya masih di sekitar kawasan industri MM2100 di Cikarang Barat, Bekasi.

Bekasi Fajar perlu menambah lahan lantaran landbank mereka mulai menipis. Per kuartal pertama tahun ini, Bekasi Fajar hanya memiliki landbank seluas 17 ha dengan nilai jual Rp 1,547 juta per meter persegi (m²) atau total Rp 262,99 miliar.

Untuk memuluskan rencana akuisisi lahan seluas 50 ha, manajemen Bekasi Fajar mengalokasikan dana Rp 200 miliar. Maklum, harga lahan industri yang diincar sebesar Rp 400.000 per m². "Tentu kami akan terus mengakuisisi lahan baru. Sesuai target, setiap tahun ada 100 ha hingga 150 ha lahan industri yang akan kami jual," kata Direktur Bekasi Fajar Industrial Estate Wilson Effendy, Jumat (31/5).


Belum lama ini, Bekasi Fajar telah mengakuisisi lahan industri seluas 90 ha milik PT Alam Sutera Realty Tbk, perusahaan properti yang masih terafiliasi. Nilai transaksi pembelian lahan itu mencapai Rp 900 miliar.

Manajemen Bekasi Fajar menargetkan pendapatan pada tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun. Hingga kuartal I-2013, BEST mencatatkan pendapatan sebesar Rp 272,77 miliar, tumbuh 6,46% dibandingkan pendapatan kuartal I-2012.

Demi meraih target pendapatan di tahun ini, Bekasi Fajar memproyeksikan volume penjualan lahan industri pada 2013 mencapai 110 ha. Lahan tersebut masih berlokasi di kawasan industri MM2100.

Pengelola Bekasi Fajar memproyeksikan harga jual rata-rata atau average selling price lahan industri yang mereka kelola hingga akhir 2013 sebesar Rp 1,65 juta per m². Sebagai perbandingan, di sepanjang tahun lalu, harga jual rata-rata tanah industri milik BEST mencapai Rp 970.000 per m2. Ini berarti, harga jual tanah Bekasi Fajar pada 2013 berpotensi meningkat 70% dibandingkan realisasi tahun lalu.

Dari sisi accounting sales, pada 2012, BEST berhasil menjual lahan seluas 96 ha. Jumlah ini meningkat 12,94% dari posisi 2011 yang mencapai 85 ha. Adapun secara marketing sales, Bekasi Fajar telah menjual lahan seluas 103 ha selama tahun lalu, sedikit menurun dari marketing sales 2011 seluas 106 ha.

Wilson mengemukakan, hingga Mei tahun ini, Bekasi Fajar telah berhasil menjual lahan industri seluas 25 ha. "Sesuai dengan rencana kami, lahan seluas 85 ha lagi masih dalam proses negosiasi untuk menentukan harga yang cocok," ungkap dia.

Bekasi Fajar tidak akan menurunkan target tahun ini karena masih optimistis dengan kondisi makro ekonomi nasional. Apalagi, anak usaha Manunggal Group meminta mitra bisnisnya asal Jepang, Marubeni Corporation, agar menarik investor dari Negeri Matahari Terbit itu untuk membangun pabrik di kawasan industri MM2100.

Bukan hanya melulu menjual lahan industri, Bekasi Fajar pun mengintip peluang bisnis lain, yaitu bisnis pergudangan (warehouse), logistik, serta menjual dan menyewakan gedung pabrik (standard factory building).

Manajemen Bekasi Fajar mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) tidak terlampau besar pada tahun ini, hanya US$ 5 juta setara Rp 48,5 miliar (1 US$ = Rp 9.700).

Dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk membangun saluran pembuangan air/ sanitasi atau waste water treatment. "Dana belanja modal akan dicairkan pada kuartal ketiga tahun ini. Sedangkan pendanaan untuk mengakuisisi tanah bukan berasal dari capex, melainkan dari dana inventory," ucap Wilson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro