KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) optimistis bahwa peluang pelaku industri film akan tumbuh setiap tahunnya. Baik dari hal jumlah penonton, pendapatan dan memperoleh pendanaan dari para investor. Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan setiap tahun proses jumlah penonton dan pendapatan terus meningkat. Untuk itu penting meningkatkan konten demi memperoleh permodalan dari investor. "Kami terus cari dan upayakan untuk membuat forum pertemuan pelaku industri film dengan investor. Karena peluangnya lebih besar dari bisnis startup," ucap Triawan Munaf. Lebih lanjut dia menyebut bahwa ada 50 investor dalam negeri maupun luar negeri yang berminat melakukan pertemuan dengan 12 pelaku film di Akatara. Ini merupakan forum pendanaan proyek film pertama di Indonesia hasil kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dengan Badan Perfilman Indonesia. Triawan berharap forum tersebut bisa menambah minat semua investor khususnya di dalam negeri untuk menanamkan uangnya ke industri film lokal. Hal ini tak lepas dari sokongan pendapatan industri film sebesar 0,4% ke perekonomian tanah air (PDB) sebesar Rp 852 triliun tahun 2015-2016 lalu. "Kalau bisa tahun depan bisa diatas 1% atau ada kenaikan. Karena kontribusi ekonomi kreatif ke PDB terus naik, untuk tahun 2016-2017 saja diminta Rp 900 triliun dan ini masih akan kami evaluasi berapa kontribusinya," bebernya. Disamping itu, Chand Parwez, Ketua Badan Perfilman Indonesia yakin bahwa industri film bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. Pasalnya dari tahun ke tahun, dia mencatat pendapatan yang diperoleh dari perfilman Indonesia naik 7% sampai 10%.
Bekraf: 50 investor siap investasi di forum film
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) optimistis bahwa peluang pelaku industri film akan tumbuh setiap tahunnya. Baik dari hal jumlah penonton, pendapatan dan memperoleh pendanaan dari para investor. Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf mengatakan setiap tahun proses jumlah penonton dan pendapatan terus meningkat. Untuk itu penting meningkatkan konten demi memperoleh permodalan dari investor. "Kami terus cari dan upayakan untuk membuat forum pertemuan pelaku industri film dengan investor. Karena peluangnya lebih besar dari bisnis startup," ucap Triawan Munaf. Lebih lanjut dia menyebut bahwa ada 50 investor dalam negeri maupun luar negeri yang berminat melakukan pertemuan dengan 12 pelaku film di Akatara. Ini merupakan forum pendanaan proyek film pertama di Indonesia hasil kerjasama Badan Ekonomi Kreatif dengan Badan Perfilman Indonesia. Triawan berharap forum tersebut bisa menambah minat semua investor khususnya di dalam negeri untuk menanamkan uangnya ke industri film lokal. Hal ini tak lepas dari sokongan pendapatan industri film sebesar 0,4% ke perekonomian tanah air (PDB) sebesar Rp 852 triliun tahun 2015-2016 lalu. "Kalau bisa tahun depan bisa diatas 1% atau ada kenaikan. Karena kontribusi ekonomi kreatif ke PDB terus naik, untuk tahun 2016-2017 saja diminta Rp 900 triliun dan ini masih akan kami evaluasi berapa kontribusinya," bebernya. Disamping itu, Chand Parwez, Ketua Badan Perfilman Indonesia yakin bahwa industri film bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. Pasalnya dari tahun ke tahun, dia mencatat pendapatan yang diperoleh dari perfilman Indonesia naik 7% sampai 10%.