KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan ekonomi digital di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Mengacu data dari Mckinsey, Global Merchandise Value (GMV) Ekonomi Digital Indonesia tahun lalu mencapai US$ 8 miliar. “Dan diperkirakan tumbuh terus katanya akan mencapai 4 kali di tahun 2022,” ungkap Triawan, Jumat (7/12).
Sementara, untuk target ke depannya tidak dirinci secara spesifik terkait digitalisasi promosi dan transaksi. Namun untuk target total semua konten e-commerce pada tahun 2020 diperkirakan mencapai US$ 120 miliar. “Karena hampir semua konten yang menjadi target E-Commerce yaitu tahun 2020, US$ 120 miliar adalah terdiri dari sub sektor-sektor Ekonomi Kreatif,” tambahnya. Dari data Bekraf, nilai Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif menyumbang Rp 1.105 triliun per tahun 2018, mengalami kenaikan 5,60%. Setahun sebelumnya PDB dari sektor ekonomi kreatif ini senilai Rp 1.009 triliun. Ini memberikan kontribusi sekitar 7,57% kepada PDB Nasional per tahun 2017. Untuk penyerapan tenaga kerja pada sektor ini tahun 2018, Bekraf mencatat sekitar 18,10 juta orang. Setiap tahun mengalami kenaikan. Jika ditarik dari 2015 menyerap 15,96 juta orang, lalu 2016 menyerap 16,90 orange dan 2017 sekitar 17,45 juta orang. Ini berkontribusi sekitar 13,74% terhadap tenaga kerja nasional.
Triawan juga menjelaskan ekonomi digital bukan hanya sekedar menyangkut startup digital. Melainkan semua transaksi yang dilakukan lewat digital platform untuk sub sektor-sektor ekonomi kreatif seperti fashion, kriya dan food. Untuk itu, Triawan menuturkan perlunya pendampingan terkait detil-detil dalam industri kreatif tersebut. Pendampingan itu terkait packaging, branding, inventory management, delivery management dan menjaga konsistensi produksi “Jadi itu di luar startup digital dan e-commerce, namun seller-nya perlu di mentoring juga,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto