KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai tahun 2018, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerjasama dengan PT Kolaborasi Ide Kreatir menggelar dan memfasilitasi program pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan programmer sebagai alternatif profesi bagi para penyandang disabilitas. Program yang bermana Coding Mum Disabilitas ini juga telah dilaksanakan di tahun 2016 – 2017 dengan sasaran ibu-ibu rumah tangga dan buruh migran Indonesia di luar negeri. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari skenario untuk mencapai sasaran strategis Bekraf dalam menyerap tenaga kerja dari sektor industri ekonomi kreatif hingga berjumlah hingga 17 juta di tahun 2019. “Coding Mum Disabilitas diharapkan dapat lebih memberdayakan saudara saudara kita yang karena satu dan lain hal mempunyai kemampuan yang berbeda. Program ini juga sekaligus untuk menjawab tantangan alert coder atau kekurangan tenaga programmer di Indonesia”, ujar Triawan dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (23/2). Kekurangan tenaga programer tersebut semakin terasa ketika ekonomi kreatif yang akan dikembangkan bertranformasi ke digital. Dibutuhkan setidaknya 100.000 programer andal untuk membangun 1000 start up yang berkualitas. Artinya, Satu orang start up akan membutuhkan ratusan orang programmer untuk mendukung usahanya.
Bekraf gelar Coding Mum disabilitas 2018
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai tahun 2018, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bekerjasama dengan PT Kolaborasi Ide Kreatir menggelar dan memfasilitasi program pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan programmer sebagai alternatif profesi bagi para penyandang disabilitas. Program yang bermana Coding Mum Disabilitas ini juga telah dilaksanakan di tahun 2016 – 2017 dengan sasaran ibu-ibu rumah tangga dan buruh migran Indonesia di luar negeri. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari skenario untuk mencapai sasaran strategis Bekraf dalam menyerap tenaga kerja dari sektor industri ekonomi kreatif hingga berjumlah hingga 17 juta di tahun 2019. “Coding Mum Disabilitas diharapkan dapat lebih memberdayakan saudara saudara kita yang karena satu dan lain hal mempunyai kemampuan yang berbeda. Program ini juga sekaligus untuk menjawab tantangan alert coder atau kekurangan tenaga programmer di Indonesia”, ujar Triawan dalam keterangan yang diterima KONTAN, Jumat (23/2). Kekurangan tenaga programer tersebut semakin terasa ketika ekonomi kreatif yang akan dikembangkan bertranformasi ke digital. Dibutuhkan setidaknya 100.000 programer andal untuk membangun 1000 start up yang berkualitas. Artinya, Satu orang start up akan membutuhkan ratusan orang programmer untuk mendukung usahanya.