Bekraf: Hanya 10% start up yang bisa bertahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan startup di Indonesia semakin menjamur, tetapi sedikit yang bertahan.

Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyebutkan bahwa keberhasilan startup sangat kecil paling sekitar 10%. Itu terjadi karena start up tidak lebih banyak  menggagas ide untuk dirinya sendiri. Tapi tidak memperhatikan persoalan dan kebutuhan masyarakat luas.

Hal tersebut diamini oleh Dinoor Susatijo, Senior Innovation Management PT Telkom Indonesia. Menurutnya penting pada awal menentukan bisnis adalah  customer validation. "Buat produk harus berdasarkan masalah dari customer," ujarnya, Jumat (19/10).


Ricky kembali menjelaskan bahwa penting juga sebagai seorang enterpreneur harus memiliki kemampuan berbisnis. "Itu tantangannya karena seorang enterprenuer perlu didalami kembali oleh para milenials," ujarnya.

Selain itu, disebutnya tantangan lainnya adalah konsistensi.

Walaupun begitu, ia optimistis dengan hadirnya program BE-X dapat mengatasi masalah tersebut. "Kami optimis program ini bisa dijalankan dengan konsisten ke depan melihat mitra-mitra yang bergabung dalam program ini," klaimnya.

Dinoor Susatijo juga menyarankan untuk startup baru mengikuti program inkubator. Hal tersebut lantaran tidak hanya mendapat edukasi, tetapi juga koneksi untuk para start up mendapatkan investor.

Adapun untuk fase awal, program tersebut akan menyeleksi 42 startup. Sayangnya Ricky tidak berkenan untuk menjabarkan lebih detail terkait sektor apa yang akan dipilihnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon