Bekraf siapkan konferensi industri kreatif 2018



KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Demi mencetuskan deklarasi bersama untuk kebijakan global, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengadakan Preparatory World Conference on Creative Economy. Persiapan ini merupakan bahan para pemangku kepentingan dan pelaku industri untuk memajukan ekonomi kreatif Indonesia.

Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengatakan, ada empat fokus yang disusun berdasarkan rapat dengan para pemangku kepentingan termasuk pelaku usaha dan kementerian terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Empat aspek fokus yang dibahas yaitu peran ekonomi kreatif ke kondisi sosial masyarakat ke depannya, memunculkan paradigma baru terhadap pemasaran di mana adanya digital ekonomi dan e-commerce yang menjadi penggerak ekonomi kreatif. Kemudian sistem struktur finansial yang secara global belum pro ke ekonomi kreatif, serta meningkatkan diplomasi politis dan penentuan regulasi yang tepat sasaran.


"Kami akan bahas bagaimana kerja sama tercipta karena Indonesia berkepentingan dan kita ingin produk ekonomi kreatif masuk ke Amerika atau Inggris, begitu pun sebaliknya," ujar Ricky, Selasa (5/12).

Ricky berharap dengan pembahasan ini pun, hal tersebut bisa menjadi bahan presiden untuk memajukan peran industri kreatif di Indonesia untuk dibawa ke ajang internasional seperti UNWTO, G7, serta G20.

"Persiapan ini akan jadi bahan diskusi dalam ajang The World Conference on Creative Economy di Bali pada 3-4 Mei 2018 yang rencananya diikuti 1.500 praktisi, akademisi, Silicon Valley dan Pemerintah dalam maupun luar negeri dari 100 negara," tandasnya.

Bicara soal acara The World Conference on Creative Economy di Bali, Ricky menyebut bahwa akan ada beberapa tokoh kreatif yang diundang seperti Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Jeff Bezos dari Amazon hingga Jack Ma dari Alibaba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini