KONTAN.CO.ID - PT Jouska Finansial Indonesia tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Perusahaan penyedia jasa perencanaan keuangan ini dianggap merugikan kilennya karena masalah penempatan dana klien. Jouska dianggap mengarahkan kliennya menandatangani kontrak pengelolaan rekening dana investor (RDI) klien dan membantu proses transaksi atau jual beli investasi klien. Masalah tersebut terkuak melalui keluhan-keluhan beberapa klien di media sosial yang kemudian viral. Salah satu klien Jouska Indonesia, Yakobus Alvin, merasa dirugikan karena portofolio sahamnya berada di zona merah dengan penurunan mencapai 70%.
Total dana aset Alvin yang dikelola Jouska adalah sebesar Rp 65 juta. Dalam akun Twitter-nya, Alvin mengaku sebagai klien Jouska selama periode 2018-2019. Tujuannya menjadi klien Jouska adalah berniat investasi rutin di pasar saham dengan dibantu ahlinya. Hal ini tentu membuat sebagian masyarakat awam yang ingin memulai berinvestasi bingung akan bisnis konsultasi keuangan. Lantas, seperti apa ruang lingkup pekerjaan
financial planner/advisor?
Baca Juga: Satgas Waspada Investasi menyetop kegiatan Jouska Finansial Indonesia Hal yang dilakukan financial planner/advisor Perencana atau penasihat keuangan bertugas membantu merencanakan investasi yang sebenarnya bisa membantu proyeksi ke depan. Andhika Diskartes selaku financial planner sekaligus founder Diskartes.com mengatakan,
financial planner dan financial advisor bertindak sebatas konsultan keuangan atau memberikan solusi atas kasus yang dihadapi klien. Sementara pengelolaan dana menjadi ranah manager investasi. "Cara kerja kami (
financial planner/advisor) simple, memberikan solusi atas permasalahan keuangan klien. Jadi tidak ada penyerahan uang (investasi/kelolaan) di sini," kata Andhika dikutip dari Kontan. Dia juga menjelaskan bahwa konteks
advisor/planner adalah untuk menyelesaikan masalah bukan untuk menaruh uang di instrumen investasi tertentu. Andhika juga menambahkan, masing-masing
financial planner/advisor memiliki cara penanganan klien yang berbeda. Andhika pun cenderung menerapkan sistem konsultasi layaknya berobat ke dokter. Dalam hal ini, pasien atau klien perlu membuat janji bertemu, kemudian mengkonsultasikan masalah, dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah dalam beberapa kali pertemuan.
Sedangkan untuk konsultasi terkait investasi, Andhika akan bertanya lebih lebih dulu produk investasi mana yang dituju investor. Jika saham, maka Andhika akan memberi penjelasan tentang apa itu saham, mengajarkan analisis teknikal dan fundamental saham, tanpa memberikan rekomendasi sahamnya. Metode tersebut digunakan Andhika agar klien ke depan bisa lebih mandiri dan mampu mengelola dananya lebih baik.
Baca Juga: Menimbang efektivitas disgorgement fund untuk melindungi investor pasar modal