Belajar dari Skandal Suap SAP, Kemandirian IT Harus Dimiliki Sebuah Negara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peran teknologi informasi dan komunikasi semakin krusial bagi ketahanan suatu negara di era digital yang semakin maju. Namun, ada tantangan dalam mengelola teknologi itu mengingat jumlah populasi yang terus meningkat, akses informasi semakin mudah, hingga kehadiran media sosial telah memunculkan banyak informasi simpang siur.

Oleh karena itu, sebuah negara harus punya kemandirian dalam mengadopsi teknologi guna memastika negara tetap memiliki kontrol penuh terhadap sistem teknologi dan keamanan informasi serta  informasi dan data warga negaranya.   Skandal suap yang melibatkan perusahaan ERP asal Jerman SAP dan  Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Bakti Kominfo), dapat menjadi contoh betapa mengerikannya persaingan bisnis tingkat dunia.

Kasus tersebut terungkap baru-baru ini berdasarkan berita resmi Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang menyatakan adanya dokumen pengadilan terhadap SAP yang dituntut untuk membayar lebih dari USD 220 juta atau setara Rp 3,4 triliun dalam bentuk denda maupun administrasi.   Pakar teknologi dan keamanan Julyanto Sutandang menilai kasus tersebut harus menjadi pelajaran bagi Indonesia. Menurutnya, sebuah negara memang sehraus memiliki penguasaan yang mumpuni terhadap teknologi informasi berikut implementasinya sehingga kita tidak lagi hanya menjadi korban persaingan bisnis global. “Kemandirian dalam mengadopsi teknologi informasi adalah hak mutlak agar kita benar-benar memiliki kedaulatan,” kata dia dalam keterangannya, Senin (29/1).


Baca Juga: Simak Fokus Bisnis Avia Avian (AVIA) di Tahun 2024

CEO dari PT Equnix Business Solutions tersebut mengatakan setidaknya ada lima alasan kemandirian mengadopsi teknologi harus dimiliki sebuah negara. Pertama, menjaga ketahanan ekonomi. Dengan punya kemandirian maka kebutuhan pasar domestik bisa dipenuhi. Konsumen akan selalu punya beberapa opsi dalam menggunakan solusi teknologi dan tak harus bergantung pada perusahaan asing.   Kedua, dengan adanya sumber daya lokal menguasai teknologi secara mandiri maka tidak ada potensi sabotase maupun embargo yang dapat mengganggu pelaksanaan ketahanan dan keamanan secara mandiri. Ketiga, menjaga kedaulatan bangsa karena sumber daya yang diciptakan tidak memiliki ketergantungan teknis maupun legal terhadap pihak asing sehingga kontrol dapat dilakukan sepenuhnya,   Keempat, ketersediaan sumber daya lokal. Sebuah negara dapat berdiri dengan baik jika dan hanya jika SDM-nya berkualitas sehingga dapat menyokong tiang utama bangunan negara yang mandiri dan merdeka. “Jika teknologi tidak dapat dikuasai secara mandiri, akan sangat besar kemungkinan terjadi aliran SDM yang berkualitas keluar untuk mencari kesempatan aktualisasi diri yang baik,” kata Julyanto.   Kelima, mendorong kreativitas dan Inovasi. Dengan terbukanya pasar untuk pemanfaatan sumber daya lokal maka kreativitas akan mendapatkan ruang untuk berkembang. Kreativitas yang berkembang dengan baik, pada suatu titik akan mengembangkan inovasi, akan muncul banyak penemuan dan menghasilkan kreatifitas yang lainnya lagi demikian seterusnya.

Baca Juga: Mastersystem Infotama (MSTI) Menggali Peluang di Bisnis Solusi TI   Menurut Julyanto, salah satu upaya menuju kemandirian penguasaan teknologi adalah dengan memanfaatkan solusi IT berbasis Open Source. Platform Open Source sejak lama digadang-gadang sebagai platform masa depan karena menawarkan efisiensi, kemandirian, kemerdekaan serta kedaulatan dalam mengadopsi teknologi.    Google dengan Android juga memanfaatkan keberadaan perangkat lunak berbasiskan Open Source seperti kernel Linux dan belasan Open Source lain sebagai solusi bisnisnya. Amazon dan Alibaba pun melakukan hal serupa, mengeksploitasi Open Source sebagai solusi cloud mereka. Di seluruh dunia banyak ratusan perusahaan melakukan hal yang sama untuk kebutuhan bisnis. Tentu saja, eksploitasi tersebut menghasilkan produk yang mumpuni dan memiliki support yang professional.   Untuk memperkuat keamanan siber, Equnix  telah menghadirkan produk mumpuni turunan dari Postgres, dengan kemampuan enkripsi yang cepat dan tetap aman. Penggunaan HSM (Hardware Security Module) sebagai bagian dari Key Management adalah salah satu faktornya. Produk ini bernama 11DBX yang dikembangkan berdasarkan riset dan Postgres Open Source, memiliki fitur enkripsi berkelas dunia, memiliki pengamanan data terbaik, cepat dan Quantum-Proof, sehingga sangat aman.   Kecepatan yang tidak terkalahkan dibandingkan dengan kompetitor lainnya, karena proses enkripsi hanya terjadi pada data yang harus diamankan saja, berbeda dengan produk lain yang menggunakan tablespace/filesystem. Tantangan yang dihadapi dalam teknologi enkripsi seperti ini membutuhkan indexing yang khusus, agar tercipta proses scan data yang tidak melakukan dekripsi data terus menerus.

"Semua fungsi perlindungan andal ESE diimplementasikan dalam Produk 11DBX dan  akan diluncurkan Equnix secara resmi di kuartal pertama 2024." pungkas Julyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk