Belajar dari strategi marketing China yang bangkit dari keterpurukan pandemi covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jack Yao Xin, CCPIT Commercial Sub Council asal China menyatakan kemampuan pelaku industri konsumer Tiongkok bangkit dari keterpurukan pandemi COVID-19, adalah berhasil mengaplikasikan akar filosofi Wei-Ji, yang bermakna melihat dua belah sisi dari setiap krisis.

"Dari sini, kami berpikir jika krisis datang bersamaan dengan marabahaya sekaligus kesempatan," kata Yao Xin, saat mengisi presentasi pada gelaran Asia Marketing Day 2020 dengan tema The Consumer in the Age of COVID-19 yang berlangsung secara virtual, Rabu (27/5).

Lebih lanjut, dirinya mengenalkan konsep untuk kembali memahami (re-understanding), mendesain ulang (redesign), dan mempernaharui (renewing) model bisnis.


Baca Juga: Menhan China: Persaingan dengan AS telah masuk ke dalam periode yang berisiko tinggi

Ia mencontohkan, China merupakan negara pertama yang memberlakukan sistem pengiriman tanpa kontak atau contactless delivery service (CDS) saat pandemi.

Sistem ini pertama kali diluncurkan pada 26 Januari di Wuhan, China. Lalu, sistem tersebut mendapat persetujuan sebagai bagian dari protokol kesehatan resmi pada 4 Februari.

Lalu pada 26 Maret, sistem tersebut telah berkembang dengan berbagai spesifikasi sesuai kriteria industri tertentu. Tahapan filosofis tersebut, akhirnya bisa melalui langkah-langkah inovasi, standardisasi, dan promosi.

"Dari sini kita berhasil memahami lagi apa kemauan konsumen (re-understanding), apa yang diinginkannya? Apa ekspetasi dan kebutuhannya? Lalu kita berhasil melakukan desain ulang dan memperbaharui bisnis (redesign dan renewing), dengan kepuasan pengalaman pelanggan tersebut," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto