Belajar dari tekanan 2020, SKK Migas minta KKKS lakukan optimasi biaya berkelanjutan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belajar dari tekanan pada industri hulu migas tahun ini akibat fluktuasi harga minyak dan imbas pandemi Covid-19, para pelaku usaha dituntut melakukan optimasi biaya yang berkelanjutan.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menghimbau para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk melakukan efisiensi biaya secara terstruktur dan berkelanjutan agar menghasilkan hasil optimal.

Kepala Divisi Perencanaan Anggaran, SKK Migas, Dyah Anjarwati menjelaskan, optimasi biaya menjadi tanggung jawab SKK Migas karena biaya operasi turut berdampak pada pencapaian pendapatan pemerintah dari sektor hulu migas.


Sejak 2017, optimasi biaya menjadi prioritas sebagai bentuk dari lesson learned pasca penurunan harga minyak secara drastis pada tahun 2015-2016.

Baca Juga: Pengganti SKK Migas, BUMN dan Lembaga khusus yang bisa kelola migas

Pada tahun 2019, program optimasi menjadi bagian rencana strategis SKK Migas. Hasilnya, tahun 2019, terdapat penghematan biaya hingga US$ 2 miliar.

“Di sisi lain, untuk menjaga tingkat produksi, SKK Migas mendorong anggaran yang berdampak pada peningkatan produksi hingga US$ 300 juta pada 2019,” kata Dyah dalam keterangan resmi, Senin (7/12).

Dyah memastikan pihaknya berkomitmen melakukan peningkatan berkelanjutan dan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk lebih mengeksplorasi berbagai potensi optimasi biaya.

“Dukungan dari penyedia teknologi juga diharapkan agar kegiatan eksplorasi lebih akurat, penemuan lebih cepat, serta produktivitas sumur dan keekonomian lapangan meningkat,” kata Dyah.

Sementara itu, General Manager Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Agus Amperianto mengungkapkan, Blok Mahakam turut menerapkan optimasi biaya di lapangan migas.

Editor: Yudho Winarto