Terjun ke industri mebel sudah menjadi pilihan hidup bagi Christianto Prabawa. Sebelum terjun ke industri ini, ia sudah menyiapkan diri dengan menimba ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan Industri Kayu (SMK PIKA) di Semarang, Jawa Tengah. Laki-laki berbadan tambun ini bercerita, di awal tahun pelajaran baru dia sempat dipanggil oleh Kepala Sekolah karena nilai praktiknya yang jeblok. “Waktu itu Kepala Sekolah menawarkan saya pindah SMA saja,” katanya. Maklum, waktu itu nilai terbaiknya adalah pelajaran umum, seperti Bahasa Inggris, PPKN, dan lainnya. Namun, Christianto tetap memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah itu. Setelah lulus, ia ini bekerja di sebuah perusahaan furnitur di Jakarta. Selang dua tahun, dia kembali ke sekolah yang sama untuk melanjutkan pendidikan dan mempelajari manajemen perusahaan selama dua tahun.
Belajar ilmu mebel sejak masih di bangku SMA (2)
Terjun ke industri mebel sudah menjadi pilihan hidup bagi Christianto Prabawa. Sebelum terjun ke industri ini, ia sudah menyiapkan diri dengan menimba ilmu di Sekolah Menengah Kejuruan Pendidikan Industri Kayu (SMK PIKA) di Semarang, Jawa Tengah. Laki-laki berbadan tambun ini bercerita, di awal tahun pelajaran baru dia sempat dipanggil oleh Kepala Sekolah karena nilai praktiknya yang jeblok. “Waktu itu Kepala Sekolah menawarkan saya pindah SMA saja,” katanya. Maklum, waktu itu nilai terbaiknya adalah pelajaran umum, seperti Bahasa Inggris, PPKN, dan lainnya. Namun, Christianto tetap memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah itu. Setelah lulus, ia ini bekerja di sebuah perusahaan furnitur di Jakarta. Selang dua tahun, dia kembali ke sekolah yang sama untuk melanjutkan pendidikan dan mempelajari manajemen perusahaan selama dua tahun.