KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tambah-tambah uang jajan menjadi motivasi pendiri sekaligus CEO Indodax Oscar Darmawan muda terjun dalam berinvestasi. Pria asal Semarang ini mengaku memulai kiprahnya dalam berinvestasi saat kuliah. Dia bercerita bahwa sama seperti mahasiswa umumnya, setelah keluar rumah maka uang yang dikirimkan per bulan sehingga uang yang dimiliki terbatas. Jadi kalau mau uang lebih salah satunya cara dengan investasi," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (13/11). Awal mula Oscar berinvestasi pada tahun 2006 setelah aktif berselancar dan belajar melalui internet. Keputusan berinvestasi itu karena investasi merupakan cara dia untuk membiayai hidup dan juga membiayai sebagian kuliahnya.
Pertama kali berinvestasi pada periode 2006-2007 Oscar memilih instrumen forex. Pemilihan instrumen itu berdasarkan keterbatasan modal. Maklum, lanjutnya, saat itu investasi pada instrumen seperti saham masih terkesan investasi untuk orang kaya karena membutuhkan modal yang besar, berbeda dengan saat ini. "Selain itu, forex pada zaman itu satu-satunya investasi derivatif yang memiliki margin besar, yang marginnya sampai 100 kali bahkan 1.000 kali," cerita Oscar.
Baca Juga: CEO Grow Investments Indonesia Yenwy Wongso: Investasi Adalah Seni Pengamalan pertama berinvestasi itu juga menjadi pengalaman yang paling menarik baginya. Sebab, perlu keberanian untuk mengambil risiko. Bahkan dari pengalaman itu dirinya belajar bahwa dalam hidupnya, seseorang yang tidak berani mengambil risiko maka kehidupannya tidak berubah. Di sisi lain, dia menyadari bahwa tidak selalu keberanian mengambil risiko memberikan hasil positif. "Harus diakui bahwa mengambil risiko bisa juga memberikan hasil negatif, tetapi jika ingin perubahan maka harus siap dengan risikonya," tegasnya. Karenanya, dalam mengambil suatu risiko ia selalu berusaha mengukur seberapa besar risiko yang akan dihadapi. "Seperti saat investasi, misalkan hanya siap kehilangan Rp 10 juta, tetapi justru investasi Rp 100 juta, itu namanya bunuh diri," sambung pria kelahiran 1985 itu. Setelahnya, Oscar berkenalan dengan kripto pada tahun 2012 setelah mendapatkan
insight dari rekannya bahwa aset digital itu memiliki visi menjadi mata uang digital. Menurutnya, semakin dia mendalami literatur mengenai kripto dan berdiskusi dengan rekannya justru melihat aset itu semakin menarik sehingga memutuskan terjun pada tahun 2013.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Hingga Salim, Begini Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten Konglomerasi Dari pengalaman berinvestasi di kripto, dia juga belajar untuk menjadi pribadi yang
easy going. Pembelajaran itu berangkat dari kegagalannya mencetak keuntungan besar dari aset kriptonya. Pria berusia 39 tahun ini bercerita bahwa pernah membeli koin Doge. Sayangnya dia sudah terlebih dahulu melepas kepemilikannya itu beberapa saat kemudian harganya terbang. Menurutnya, kalau sudah salah langkah, ya sudah jangan dipikirin lagi. "Kalau dipikirkan yang sudah terjadi pasti
stress dan tidak akan mengubah keadaan," tuturnya. Dari aset kripto itu, ia mengaku mencapai Rp 1 miliar pertama dalam hidupnya. Namun, pria lulusan Monash University of Nicosia ini menegaskan bahwa setiap orang punya kisah sukses sendiri. Terlepas dari kedua aset instrumen itu, Oscar yang sedang mengambil S3 di Binus University ini paling menyukai berinvestasi pada dunia usaha. Kesukaannya berwirausaha menurun dari ayahnya yang juga seorang pengusaha UMKM.
Baca Juga: Cerita Presdir Superior Prima Sukses Billy Law yang Pilih Investasi di Sektor Riil Bahkan, saat di bangku sekolah dasar Oscar mulai berjualan alat tulis di sekolahnya untuk menambah uang jajan. "Ayah saya tokoh yang menginspirasi hidup saya untuk menjadi pengusaha dan saya bisa melihat semangat kerja beliau dan kerja keras beliau," kenangnya. Karenanya, saat ini portofolionya investasinya justru mayoritas dari dunia usaha. Beberapa jenis usaha yang dimiliki, seperti rumah potong, kos-kosan,
money changer, dan yang terbesar adalah Indodax. Bahkan, kata Oscar, sebelum berinvestasi pada kripto dirinya telah mulai merintis usaha. Hanya saja, banyak dari usahanya tidak berhasil untuk
take off. Meski begitu, ia tetap berupaya mencapai mimpinya sebagai
enterprenuer. Oscar menyebut, berinvestasi pada sektor riil sejalan dengan visi hidupnya. Dirinya percaya bahwa seseorang hidup harus memiliki suatu tujuan dan tujuan sedari dulu adalah ingin pelayanan horizontal, yang berarti hidupnya harus berguna untuk orang lain. "Menurut saya cara paling objektif dan cara paling sesuai adalah dengan membuka perusahaan karena menafkahi orang sebanyak-banyaknya. Makanya sampai hari ini saya punya hobi untuk membuka perusahaan," terangnya.
Baca Juga: Presdir BNP Paribas AM Maya Kamdani Andalkan Reksadana Untuk Kebutuhan Finansial Dus, portofolio investasinya sebesar 70% untuk bisnis dan 30% di kripto. Meski begitu, dia mengaku merupakan tipe investor moderat karena cukup berhati-hati dalam menempatkan investasinya. Dari berbagai pengalamannya, Oscar menilai kunci sukses dalam berinvestasi dengan berinvestasi terlebih dahulu terhadap diri sendiri, yakni pengetahuan. "Kunci penting adalah investasi ke diri sendiri, bukan investasi uang melainkan investasi ke literasi," sebutnya. Menurutnya, seberapa besar uang didapatkan jika pendidikan literasi tidak baik dan teknik investasi tidak baik maka akan habis. "Lagipula, saat sudah memiliki mental yang siap dengan kepintaran dalam mengelola keuangan, saat momentum kenaikan harga tidak didapatkan juga tetap akan bisa hidup dengan baik karena kemungkinan di luar sana begitu besar, apalagi Indonesia ini negara yang punya begitu banyak peluang," katanya.
Lanjutnya, keberhasilan mendapatkan ijazah menjadi bukti komitmen seorang pelajar dalam proses pendidikannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati