Belajar tatap muka ditunda, Wagub DKI: Kesehatan dan keselamatan warga jadi prioritas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan, Pemprov DKI Jakarta tidak akan membuka pembelajaran tatap muka di sekolah dalam waktu dekat.  Alasan utamanya, karena prioritas Pemprov DKI Jakarta saat ini adalah keselamatan dan kesehatan seluruh warga Jakarta. 

"Prioritas kami yang pertama adalah keselamatan dan kesehatan seluruh warga, terutama apalagi anak-anak kita," ucap Ahmad Riza dalam acara Sapa Indonesia Malam, Sabtu (2/1). 

Wagub DKI ini menambahkan, Pemprov DKI Jakarta sangat berhati-hati dalam pembukaan pembelajaran tatap muka di sekolah. Pasalnya melihat banyak negara yang membuka pembelajaran tatap muka justru ikut membuka klaster baru penularan Covid-19. 


"Kami belajar dari beberapa negara yang ketika dimulai tatap muka, maka yang terjadi justru dimulainya klaster pendidikan atau klaster sekolah," tutur dia. 

Baca Juga: Sekretaris Dewan DPRD DKI Jakarta positif Covid-19

Ahmad Riza tidak ingin kejadian tersebut justru terjadi di Jakarta dan membuat penyebaran Covid-19 di Jakarta semakin masif. 

Untuk itu, proses belajar mengajar tatap muka di sekolah resmi ditunda kembali. Meskipun beragam aturan terkait proses belajar tatap muka sudah disusun DKI Jakarta. 

"Kami tidak ingin di Jakarta ketika membuka sekolah tatap muka namun anak-anak kita terpapar virus corona, sekalipun berbagai regulasi telah kami susun kami siapkan, agar dimungkinkan untuk tatap muka," jelas Ahmad Riza. 

Untuk diketahui, saat ini kasus Covid-19 di DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Data per Sabtu (2/1), kasus Covid-19 secara keseluruhan tercatat sejumlah 187.586 kasus. 

Dari jumlah kasus tersebut, terdapat 168.781 pasien dinyatakan sembuh, 15.471 dalam perawatan, 3.334 korban meninggal dunia. (Singgih Wiryono)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tunda Belajar Tatap Muka, Wagub DKI: Prioritas Kami Kesehatan dan Keselamatan Warga".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari