Masa puasa hingga perayaan Lebaran adalah masa-masa berbelanja. Ya, bukan rahasia umum, di masa-masa istimewa itu animo konsumen untuk berbelanja meningkat drastis. Dosen pemasaran dan entrepreneurship PPM School of Management James Widyarsana memprediksi, peningkatan belanja masyarakat pada Lebaran tahun ini bisa mencapai sekitar 30% daripada Lebaran tahun lalu. Yang lebih menarik adalah perilaku konsumen yang berbelanja di dunia maya. “Peningkatannya bisa menyentuh 80%–100%,” ujar James. Ada beberapa hal yang menyebabkan aktivitas belanja
online pada Idul Fitri tahun ini meningkat pesat.
Pertama, kini, konsumen tak hanya membeli barang, tapi juga mengutamakan kenyamanan.
Kedua, efisiensi waktu.
Ketiga, kian banyak konsumen yang memiliki akses internet.
Keempat, angka belanja
online saat Lebaran tahun lalu masih kecil. Jadi, bukan tidak mungkin, pertumbuhannya bisa mencapai 100%.
Hal itu sejalan dengan pendapat Istijanto Oei dari Prasetiya Mulya Business School. Dia menilai, bisnis toko
online alias
webstore di Indonesia memang mempunyai masa depan yang cukup cerah. Terutama, Istijanto melihat, bisnis
online ini berkembang pesat jika dilihat dari jumlah si penjual atau penyedia barang. “Perkembangan teknologi turut mendukung perkembangan bisnis
online, terutama
webstore,” tuturnya. Penjualan barang Sependapat dengan James dan Istijanto,
Communication Manager TokoBagus.com A. Ichwan Sitorus juga menilai saat-saat spesial seperti Lebaran memang menjadi momen peningkatan belanja di dunia maya. Buktinya, “Peningkatan penjualan yang signifikan terjadi selama dua tahun terakhir ini,” ungkap Ichwan. Bahkan, di segmen fesyen (
fashion), terjadi kenaikan penjualan yang fenomenal. Ichwan memprediksi, selama masa Lebaran tahun ini, peningkatan penjualan di segmen fesyen bisa mencapai 200% bila dibandingkan Lebaran tahun lalu. Peningkatan di segmen penjualan barang-barang elektronik juga lumayan, meskipun tak setinggi produk fesyen. Selain TokoBagus.com, toko-toko
online lainnya seperti Bhinneka.com, dan GlodokShop.com juga bersiap menyambut lonjakan penjualan selama masa Lebaran kali ini. “Penjualan kami saat Lebaran bisa tumbuh 30%,” kata pemilik sekaligus pendiri Bhinneka.com Hendrik Tio. Biasanya, barang elektronik yang paling laris di masa itu adalah kamera digital. Menjelang Lebaran tahun ini, Hendrik memprediksi, penjualan kamera juga bisa tumbuh 30% atau mencapai senilai Rp 2 miliar. Berbeda dengan Bhinneka.com, pemilik GlodokShop.com Joseph Mardyanta menceritakan, produk elektronik yang paling laris menjelang Lebaran adalah peranti
global positioning system (GPS). Konsumen membeli alat ini untuk membantu mereka mencari jalan-jalan alternatif saat mudik nanti. Selain GPS, alat-alat pemutar musik seperti iPod dan perangkat pemutar MP3 juga laris. Alat ini diperlukan oleh mereka yang membutuhkan hiburan saat mudik menggunakan transportasi publik seperti kereta api atau bus. Joseph optimistis, golongan nonpemudik juga akan berbelanja barang elektronik. Misalnya, kulkas atau penyejuk ruangan (AC). Mengapa? Karena ada saja orang yang berpikir daya tampung kulkas mereka kurang besar di masa puasa dan Lebaran. Ruang tamu pun menjadi terasa lebih panas saat penuh oleh sanak saudara. Keamanan bertransaksi Meskipun menawarkan kenyamanan, sebaiknya, Anda juga tak sembarangan bertransaksi melalui internet. Ada hal-hal penting yang harus Anda perhatikan.
Pertama, Anda harus memastikan kredibilitas si penjual barang di dunia maya. Pengalaman si penjual, alamat atau lokasi penjual, bentuk lembaga si penjual, dan kecanggihan teknologi yang menjamin keamanan Anda saat bertransaksi bisa menjadi ukuran kredibilitas tersebut.
Kedua, pastikan Anda menjadi anggota (
member) agar dapat menghubungi penjual, baik lewat surat elektronik atau
e-mail maupun telepon.
Ketiga, mintalah informasi yang jelas mengenai produk atau barang yang dijual. Misalnya, kondisi barang, harga, cara pembayaran, dan cara pengiriman barang.
Keempat, khusus saat bertransaksi dengan penjual yang berada di luar kota, sebaiknya Anda memverifikasi identitas penjual, khususnya kartu tanda penduduk (KTP) dan surat izin mengemudi (SIM). “KTP dan SIM itu bisa kita gunakan untuk mencocokkan identitas penjual dengan nomor rekening,” kata Ichwan.
Kelima, khusus untuk barang-barang seken (
second hand) yang dijual oleh perorangan, sebaiknya Anda meminta bantuan rekan Anda yang berdomisili di kota penjual untuk memeriksa apakah barang tersebut memang sesuai seperti penawaran. Cek barang yang dijual dengan teliti!
Keenam, jika si penjual meminta sejumlah dana sebagai uang muka, mintalah dokumen yang bisa diverifikasi, seperti KTP dan nomor rekeningnya. Anda harus lebih waspada dengan nomor rekening individu. “Lebih baik jika ada nomor rekening perusahaan. Sebab, bank juga tak sembarangan memberikan nomor rekening bagi sebuah perusahaan. Ini bisa menjadi ukuran kredibilitas juga,” tegasnya.
Ketujuh, pastikan apakah si penjual memiliki teknologi enkripsi di setiap transaksinya. Enkripsi berfungsi menjaga semua identitas Anda saat bertransaksi menggunakan alat pembayaran seperti kartu kredit.
Kedelapan, hati-hatilah terhadap iklan si penjual. Jika iklan si penjual mengandung janji-janji yang terlalu muluk atau berlebihan, jangan mudah terpancing. Jika ada, mintalah garansi atau bukti pembelian secara tertulis dari penjual.
Terakhir, pastikan Anda bertransaksi di lokasi yang aman. Warung internet bukanlah tempat yang aman untuk bertransaksi secara
online. Selamat berbelanja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Catur Ari