Belanja dipacu, defisit APBN bertambah



KONTAN.CO.ID - Percepatan belanja pemerintah membuat realisasi defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun ini meningkat. Data Kementerian Keuangan (Kemkeu) menunjukkan, hingga akhir Agustus 2017 defisit penerimaan dan belanja negara mencapai Rp 224,35 triliun. Jumlah itu mencapai 1,65% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi defisit anggaran negara hingga Agustus 2017 lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 261,47 triliun pada periode Agustus 2016. Namun dibandingkan dengan akhir semester I-2017, realisasi defisit APBNP memang naik.

Data menunjukkan, sampai Juni 2017, realisasi defisit APBNP 2017 mencapai Rp 175,07 triliun atau 1,29% dari PDB. "Ada sedikit kenaikan," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Kamis (7/9).


Menurutnya, sampai Agustus 2017, belanja negara tercatat telah mencapai Rp 1.198,26 triliun atau 56,16% dari target belanja dalam APBNP 2017 yang sebesar Rp 2.133,29 triliun. Belanja dibagi atas belanja pemerintah pusat Rp 695,66 triliun atau 50,9% dari target serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang telah dibelanjakan sebesar Rp 502,6 triliun atau 65,6% dari target.

Namun dibandingkan tahun 2016, persentase realisasi belanja ini cenderung melambat. Sampai Agustus 2016, realisasi belanja mencapai Rp 1.135 triliun atau 60,88% dari realisasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) senilai Rp 1.864,27 triliun. "Performa APBN kami coba perbaiki, namun berjalan bertahap. Kami semakin tingkatkan kredibilitas," ucap Menkeu.

Sedang di sisi penerimaan, dari awal tahun sampai 31 Agustus 2017, realisasi penerimaan negara telah mencapai 53,5% dari target APBNP 2017 sebesar Rp 1.283,57 triliun. Ditjen Pajak mencatat penerimaan pajak hingga Agustus tahun ini mencapai Rp 685,6 triliun dengan angka pertumbuhan 10,23% dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 46% dari target.

Dirjen Anggaran Kemkeu Askolani bilang, pemerintah akan terus memacu belanja negara. Dia berharap belanja negara yang kian kencang juga akan mendorong penerimaan pajak. "Belanja ini diarahkan positif. Kalau dia bisa meyakinkan pasar kemudian iklim lebih baik tentunya pajak naik lagi," katanya. Agar belanja tidak jebol evaluasi penerimaan dan belanja akan dilakukan per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati