KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 turut membawa perubahan perilaku konsumen, tak terkecuali dalam hal mengonsumsi media. Masyarakat kini cenderung lebih suka mengakses berita atau menonton hiburan melalui gawai. Terlebih penetrasi internet yang kian kuat juga mendorong pertumbuhan media digital. Sejalan dengan itu, emiten media ramai-ramai untuk mengembangkan bisnis konten dan pengembangan digital. Dalam riset Jumat (23/4), Analis Sucor Sekuritas memaparkan, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) menargetkan kontribusi dari segmen digital dan konten bisa menyumbang 50% terhadap total pendapatan pada 2024 mendatang. MNCN terus mengembangkan platform RCTI+ dengan menyediakan berbagai layanan seperti program acara televisi free-to-air (FTA), digital news, hingga podcast guna meningkatkan jumlah pengguna.
MNCN Chart by TradingView Emiten media lainnya yakni PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) juga makin agresif mengembangkan bisnis digitalnya, Noice. MARI menargetkan ada 1,8 juta pengguna Noice. Jumlah ini melesat empat kali lipat dibanding pengguna Noice per Desember 2020, 450.000 pengguna. Dari target tersebut, satu juta diantaranya ditargetkan menjadi pengguna aktif atawa active user. Sementara itu, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga terus menggenjot layanan video-on-demand melalui Vidio, sebagai contoh dengan memproduksi konten-konten premium. Dengan berbagai transformasi digital tersebut emiten sektor media mempunyai prospek yang positif ke depannya. Chief Executive Officer (CEO) Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan, ada sejumlah sentimen positif lainnya untuk emiten sektor media. Ia bilang, suku bunga yang saat ini ditetapkan cukup rendah di angka 3,5% menjadi salah satu sentimen positif untuk sektor media. Baca Juga: IHSG melemah 0,09% ke 5.959 pada perdagangan Selasa (27/4), asing catat net sell Dengan demikian, maka diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat secara luas setelah tahun lalu terjadi resesi akibat Covid-19. “Dengan spending yang meningkat, brand pun akan berlomba lomba melakukan pembelanjaan iklan guna mendorong performa penjualan produk mereka di saat ekonomi mulai bangkit kembali,” tutur Bernard ketika dihubungi Kontan, Selasa (27/4). Editor: Tendi Mahadi