JAKARTA. Rencana pemerintah mendorong pelaksanaan tol laut bakal terlambat. Pasalnya, badan usaha milik negara (BUMN) di bidang perkapalan belum dapat menambah jumlah kapal sebagai transportasi laut. Padahal, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT ASDP Indonesia Ferry akan menambah sekitar 6 sampai 20 kapal untuk melancarkan pelaksaan tol laut.
Elfien Goentoro, Direktur Utama Pelni, mengatakan, pihaknya akan menambah 6 kapal jenis kargo dengan kepasitas 300
twenty foot equivalent units (TEUs)-600 (TEUs) per kapal. Rute kapal ini akan tersebar dari wilayah barat Indonesia seperti Jakarta menuju wilayah timur Indonesia seperti Surabaya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Irian Jaya. “Jika, Penyertaan Modal Negara (PMN) sudah cair maka Pelni langsung belanjakan 6 kapal kargo,” katanya, kepada KONTAN, Kamis (10/9). Adapun, Pelni memperoleh PMN senilai Rp 500 miliar dengan harapan penambahan modal akan cair pada tahun 2015 ini. Pasalnya, pembangunan kapal memakan waktu dua tahun. Perusahaan perkapalan lainnya, yakni PT ASDP Indonesia Ferry akan menunda rencana pembelian 20 kapal, karena kondisi ekonomi yang masih melambat menjadi 4,67% di kuartal II/2015, serta pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai Rp 14.322 per 10 September 2015. “Pembelian kapal terpaksa tertunda, karena harganya juga mahal akibat pelemahan rupiah,” kata Danang S. Baskoro, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry. Padahal perusahaan sudah menyiapkan dana sekitar Rp 500 miliar untuk membeli 20 kapal dengan asumsi harga Rp 250 miliar untuk pembelian 11 kapal bekas (
second).
Rencananya, pembelian 20 kapal itu adalah kapal
second yang berasal dari luar negeri seperti dari Korea, Jepang, atau Yunani. Rata-rata rencana kehadiran kapal tersebut akan berkapasitas 10.000
gross registered tonnage (GRT) per kapal. Saat ini, ASDP Indonesia Ferry memiliki 143 kapal dengan kapasitas 300 GRT-15.000 GRT. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto