Jakarta. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 membengkak dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama. Hasil evaluasi pelaksanaan APBN-P 2016 yang dilaporkan pemerintah menyebutkan defisit mencapai Rp 230,7 triliun atau 1,83% terhadap Produk Domstik Bruto (PDB). Tingkat defisit itu masih di bawah target di APBN-P 2016 yaitu sebesar 2,35%. Namun demikian, defisit di smester pertama tahun ini ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 lalu, yang hanya sebesar 0,73%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, membengkaknya defisit ini terjadi lantaran rendahnya tingkat penerimaan negara, baik dari perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Di sisi lain, belanja negara justru membengkak lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Belanja melesat, defisit anggaran semester I naik
Jakarta. Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 membengkak dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama. Hasil evaluasi pelaksanaan APBN-P 2016 yang dilaporkan pemerintah menyebutkan defisit mencapai Rp 230,7 triliun atau 1,83% terhadap Produk Domstik Bruto (PDB). Tingkat defisit itu masih di bawah target di APBN-P 2016 yaitu sebesar 2,35%. Namun demikian, defisit di smester pertama tahun ini ternyata lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 lalu, yang hanya sebesar 0,73%. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, membengkaknya defisit ini terjadi lantaran rendahnya tingkat penerimaan negara, baik dari perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Di sisi lain, belanja negara justru membengkak lebih besar dibandingkan tahun lalu.