JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) belum memacu ekspansi. Ini terlihat dari penyerapan belanja modal atau capital expenditure (capex) semester I-2013 yang hanya Rp 1,1 triliun. Penyerapan ini baru 18% dari total capex 2013 yang dianggarkan Rp 5,95 triliun. "Realisasi capex perusahaan di semester I-2013 merefleksikan fase perusahaan yang tengah bertumbuh," tulis Tato Miraza, Direktur Utama ANTM, dalam keterangan resmi, Kamis (25/7). Capex di paruh pertama 2013 untuk mengembangkan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa senilai Rp 322 miliar. Proyek feronikel Halmahera Timur menyedot capex sampai Rp 200 miliar.
ANTM juga mengucurkan dana untuk keperluan operasional rutin. ANTM menggunakan Rp 105 miliar untuk keperluan Unit Bisnis Pertambangan (UBP) emas. UBP Nikel Sulawesi Tenggara kebagian alokasi capex Rp 17 miliar. Capex rutin lainnya adalah operasional unit bisnis pengolahan dan pemurnian Logam Mulia Rp 24 miliar. Sebelumnya, ANTM telah menjalin kerjasama dengan Direct Nickel Pty Ltd untuk membangun pabrik pengolahan nikel laterit. Nilai investasi pabrik tersebut diproyeksi US$ 400 juta-US$ 500 juta. Namun, ANTM baru akan mengucurkan dana 2014-2015. Pada tahun ini, emiten pelat merah ini juga sedang menghemat besar-besar. Ini karena harga komoditas yang masih belum membaik. Langkah penghematan ini ternyata telah berhasil dilakukan oleh emiten yang kerap disebut Antam. Nilainya Rp 26,2 miliar di semester I-2013. Angka ini mencapai 44% dari target efisiensi tahun ini Rp 59,2 miliar. Menurut Tato, program efisiensi ini dilakukan di seluruh lini perusahaan. Capaian terbesar efisiensi ini dari pabrik feronikel di Pomalaa yang menghemat Rp 19,4 miliar. Ini berasal dari penghematan dari proses produksi atau modifikasi peralatan pabrik. Antam juga berusaha menghemat dari bisnis pertambangan emas sebanyak Rp 2,3 miliar. Ini terutama berasal dari modifikasi peralatan produksi. "Bisnis pertambangan nikel Maluku Utara menghemat Rp 4,4 miliar," imbuh Tato dalam rilis pekan ini. Menurut dia, ini berasal dari negosiasi pihak ketiga dan penghematan biaya bahan bakar.
Sementara, unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia menghemat Rp 95,4 juta selama semester I-2013. Pada periode yang sama, penjualan emas Antam naik 151% menjadi 5.484,32 kilogram (kg). Tak hanya itu, penjualan feronikel naik 104% menjadi 13.757,76 nikel dalam feronikel (TNi). Sedangkan, produksi naik 127% menjadi 18.160 TNi dibandingkan periode sama tahun 2012. Meski demikian, harga jual komoditas justru menurun. Harga emas, misalnya, sekarang hanya sekitar US$ 6 per pon. Padahal, tahun lalu US$ 8-US$ 9 per pon. Harga ANTM, Jumat (26/7), turun 2,36% di Rp 1.240 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana