JAKARTA. Beberapa emiten telekomunikasi sepertinya tidak akan terlalu agresif di tahun ini. Tiga emiten halo-halo telah memaparkan anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun ini yang tidak setinggi tahun lalu. Mereka adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Hasnul Suhaimi, Direktur Utama EXCL belum mau menyebut jumlah capex EXCL tahun ini. Tapi, capex EXCL itu akan lebih rendah dibanding 2013. Mayoritas capex tersebut akan digunakan untuk membangun jaringan. Sumber pendanaan capex EXCL berasal dari kas internal dan utang perbankan. Sebagai gambaran, tahun lalu, EXCL menganggarkan belanja modal Rp 8 triliun-Rp 9 triliun.
Belanja modal ISAT tahun ini juga tak sebesar tahun lalu. Direktur Utama ISAT, Alexander Rusli mengaku, di tahun ini, ISAT menganggarkan belanja modal sama dengan tahun lalu yakni sebesar Rp 8 triliun. "Capex kurang lebih sama. Nanti sumber dananya dari internal," jelas dia. Sebanyak 60% bujet belanja modal akan ISAT gunakan untuk modernisasi jaringan dengan teknologi long term evolution (LTE). Sementara sisanya akan digunakan untuk mengoptimalkan layanan data. Sedangkan, TLKM akan membelanjakan modal sebesar Rp 17,82 triliun-Rp 22,28 triliun di tahun ini. Di tahun lalu, capex TLKM sebesar Rp 20 triliun. Dana capex TLKM tahun ini sebesar 70% akan digunakan untuk anak usaha PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Selebihnya untuk memperkuat jaringan infrastruktur telekomunikasi. Sesuai kebutuhan Analis CIMB Securities, Kelvin Goh, dalam risetnya menyebutkan, EXCL memotong capex di 2014, lantaran akan memiliki tambahan spektrum yang dapat meningkatkan kapasitas jaringan dari hasil pengambilalihan saham PT Axis Telecom. "EXCL berencana memotong 30% capex pada 2014, karena kebutuhan sites baru untuk meningkatkan kapasitas jaringan akan dikurangi," tulis Kelvin dalam risetnya. Kelvin menjelaskan, EXCL memperoleh tambahan 2x15 mega heartz (MHz) frekuensi di spektrum 1.800 MHz dari Axis. Kelak, EXCL akan menjadi salah satu pemilik spektrum terbesar dibanding emiten telekomunikasi lain. Dia bilang, EXCL akan punya 2x45 MHz frekuensi di spektrum 900 MHz, 1.800 MHz dan 2.100 MHz. Karena itu, XL tidak perlu menambah kapasitas jaringan lantaran memperoleh spektrum Axis.
Kondisi yang sama juga terjadi pada Indosat. Menurut Kelvin, ISAT sedang gencar mengembangkan layanan 3G menggunakan spektrum 900 MHz. Ini berarti, ISAT secara substansial membutuhkan sites lebih sedikit dibandingkan spektrum 2.100 MHz yang dipakai kompetitor. Triwira Tjandra, analis Ciptadana Securities dalam risetnya juga menyebutkan, kebutuhan belanja modal TLKM di 2014 tak jauh beda dari 2013. Menurut dia, sebagian dana akan digunakan TLKM untuk memenuhi lonjakan permintaan di bisnis data. "Telkomsel akan meningkatkan porsi peluncuran 3G base transceiver station (BTS) di 2014," sebut Triwira. Karena itu, ia yakin, Telkomsel bisa mempertahankan posisi terdepan dengan kekuatan finansial. Jumat (3/1), harga TLKM turun 2,3% ke Rp 2.125 per saham, harga ISAT turun 1,2% ke Rp 4.125 per saham, sedangkan harga EXCL naik 0,97% ke Rp 5.200 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana