Belanja modal KKGI naik jadi US$ 3 Juta



JAKARTA. Bisnis batubara yang belum menunjukkan perbaikan tidak menyurutkan rencana ekspansi PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) . Itu terlihat dari anggaran belanja modal Resources Alam sebesar US$ 3 juta tahun ini. Belanja modal tersebut lebih tinggi dari anggaran tahun lalu yang hanya US$ 2,5 juta.

Sekretaris Perusahaan PT Resources Alam Indonesia Tbk, Surya Martara Tjahaja mengatakan, alokasi belanja modal berasal dari kas internal. Anggaran ini akan digunakan untuk mengadakan sarana prasarana pendukung operasional. Seperti membeli tanah, truk kecil, conveyor dan lainnya.

Surya memaparkan, pada tahun ini, KKGI akan fokus pada pengembangan beberapa tambang hasil akuisisi tahun lalu. KKGI telah mengakuisisi lima tambang batubara di Kalimantan senilai US$ 11,82 juta. Kelima tambang tersebut masih dalam tahap eksplorasi dan diproyeksi akan beroperasi pada tahun 2014. "Karena itu, kami tidak akan mengakuisisi tambang lagi pada tahun ini," ujar Surya, beberapa waktu lalu.


Hasil akuisisi ini diharapkan bisa mengangkat pertumbuhan produksi KKGI di tahun ini. Surya menargetkan, hingga akhir 2013, KKGI bisa memproduksi batubara sebanyak 4,7 juta ton. Angka ini meningkat 9% dibandingkan dengan proyeksi produksi di tahun lalu 4,3 juta ton.

Surya cukup yakin, permintaan batubara pada tahun ini masih meningkat terutama untuk pasar pasar ekspor. Maklum, penjualan batubara KKGI memang paling banyak untuk ekspor. Penjualan terbesar adalah untuk China 79,7%, Korea Selatan 14% dan 3,1% ke India. Sedangkan sisanya diserap oleh domestik.

Karena itu, ia juga yakin harga jual batubara masih tumbuh. Saat ini, harga jual rata-rata batubara KKGI sebesar US$ 50 per ton. Surya berharap, harga jual batubara yang ditetapkan pemerintah bisa meningkat hingga US$ 92 sampai US$ 100 per ton. Sampai kuartal III tahun lalu pendapatan KKGI Rp 1,53 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 218,14 miliar.

Harga Saham KKGI pada Jumat (22/2), menurun 1,72% menjadi Rp 2.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana