Belanja Modal Medco E&P 2009 US$ 325 Juta



JAKARTA. PT Medco E&P Indonesia menganggarkan belanja modal tahun depan sebesar US$ 325 juta. Alias US$ 115 juta lebih besar ketimbang belanja modal tahun ini sebesar US$ 210 juta. Presiden Direktur Medco E&P Indonesia Budi Basuki menyebut, meskipun harga minyak dunia sedang turun, namun perusahaannya tetap menganggarkan belanja modal yang lebih tinggi ketimbang anggaran tahun ini. Budi beralasan kenaikan tahun depan terjadi karena Medco akan mengembangkan dua blok baru yaitu Blok A di Aceh serta Blok Senoro di Sulawesi Tengah. "Kalau di total investasi di daerah baru sekitar US$ 150 juta. Di blok A mungkin sekitar US$ 30 juta. Kalau Senoro sekitar US$ 100 juta. Sisanya yang US$ 20 juta untuk Lapangan Singa yang akan ngebor karena rencana onstream tahun depan sekitar 50 juta mmscfd pada April atau Mei," ujar Budi. Budi menyebut, produksi gas sebesar itu sudah memiliki kontrak penjualan gas atau gas sale agreement dengan PT PLN (Persero) senilai US$ 4,2 per mmbtu. Sementara, ketika disinggung total produksi minyak Medco E&P Indonesia tahun depan setelah dijualnya blok Tuban kepada Pertamina, Budi mengakui adanya penurunan sebesar 6.000 barel per hari. Sebelumnya, produksi total anak usaha PT Medco Energi International itu sebesar 43.000 barel per hari, sementara tahun depan diperkirakan menjadi 37.000 barel per hari. "Tapi itu angka yang masih logis, karena kita ada penemuan di dua tempat walaupun kecil harapannya bisa onstream tahun depan. Yaitu di lapangan Meta di daerah Sumatera Selatan serta lapangan Keju yang juga ada di Sumatera. Kita harapkan bisa tambah 1.000 sampai 2.000 barel per hari," ujar Budi. Budi bilang setelah melepas Tuban ke Pertamina, perusahaan akhirnya memutuskan untuk menahan diri untuk menjual lagi blok minyak yang dimiliki. Pasalnya, harga minyak yang sedang turun membuat nilai blok yang akan dijual menjadi turun. Sebelumnya Medco melansir akan menjual tujuh blok yang dimilikinya. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: