Belanja Modal TRAM US$ 200 Juta untuk Lima Tahun



JAKARTA. Emiten pelayaran dan angkutan laut, PT Trada Maritime Tbk akan mengalokasikan belanja modal US$ 200 juta untuk membeli 30-50 unit kapal tongkang dan tunda. Belanja modal ini adalah alokasi untuk lima tahun mulai dari 2013 sampai 2018.

“Setiap tahun, kami akan membeli rata-rata 10 kapal, “ ujar Direktur Utama Trada Maritime Tbk, Danny Sihanouk de Mita, Jumat (21/12). Emiten berkode TRAM tersebut melakukan rangkaian ekspansi ini seiring rencana mereka mengakuisisi tambang batubara.

TRAM akan menambah armada baru untuk memenuhi kebutuhan pengangkutan batubara dari tambang mereka sendiri. Proyeksi mereka, nilai transaksi pengangkutan batubara itu bisa mencapai US$ 750 juta dalam 10 tahun sejak tahun depan.


Saat ini, TRAM memiliki 33 armada kapal yang terdiri dari kapal tunda dan tongkang, floating storage and offloading (FSO) , LNG Carier. Trada Maritime. Mereka menyewakan kapal tersebut untuk mengangkut batubara, minyak mentah , LNG, dan bahan bakar minyak.

TRAM akan mendanai belanja modal itu dari pinjaman dan rights issue. Manajemen Tram berharap, dana tersebut bisa mereka genggam pada kuartal I tahun 2013. “Persiapan sudah, hanya menunggu persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sedangkan untuk pinjaman menunggu persetujuan bank,“ ujar Danny.

Target akuisisi tambang batubara TRAM semula dijadwalkan akan selesai pada tahun ini. Tapi, aksi tersebut tertunda karena harus menunggu persetujuan dari International Finance Corporation (IFC). Itu terkait syarat penyelesaian klaim asuransi kapal FSO Lentera Bangsa yang terbakar di 2011.

Manajemen TRAM telah menandangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab yaitu Zakia Limited di akhir 2011. Zakia Limited merupakan pemilik dari PT Awesome Coal, perusahaan yang memiliki lahan tambang batubara di Kalimantan Timur seluas 5.350 ha yang akan diakuisisi oleh TRAM. "Kami menargetkan akan menyelesaikan seluruh proses akuisisi pada semester pertama 2013," ujar Danny.

Hingga kuartal III 2012, TRAM membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 431,35 miliar. Angka itu naik 6% year-on-year (yoy) dari tahun lalu Rp 408,29 miliar. Sedangkan, laba bersih TRAM pada periode yang sama mencapai Rp 40 miliar, menurun 58% yoy dari tahun lalu Rp 94,60 miliar.

Danny berharap, pendapatan dan laba bersih TRAM hingga akhir tahun ini bisa meningkat signifikan. Namun, emiten tidak menyebutkan detail target mereka. Kenaikan itu berasal dari kontribusi pendapatan kontrak LNG dari PT Nusantara Regas, awal tahun ini. Harga saham TRAM, Jumat (21/12), menurun 1,89% ke Rp 1.080 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana