Belanja online meningkat, volume pengiriman barang SiCepat naik 18%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan ekspedisi SiCepat Express mencatatkan peningkatan volume pengiriman barang hingga 18% setelah ditetapkannya pembatasan sosial berskala besar di wilayah Jabodetabek guna mengurangi penyebaran virus corona atau Covid-19 dan sejak diberlakukannya social distancing dengan menjalankan kampanye #Dirumahaja.

Chief Marketing Officer SiCepat Wiwin Dewi Herawati menjelaskan, layanan regular masih mendominasi layanan yang paling diminati. "Prediksi kita di awal tahun peningkatannya nya rata-rata di angka 9%, tetapi kenyataannya tercapai di atas target yaitu sekitar 18%," ujar Wiwin kepada kontan.co.id, Jumat (08/5).

Baca Juga: Terdampak PSBB, volume pengiriman barang J&T Express naik 15%


Wiwin memaparkan, sampai saat ini per harinya SiCepat mengirimkan sebanyak lebih dari 700.000 paket se-Indonesia. Selain itu, jumlah pendapatan yang telah dikantongi sepanjang kuartal I 2020 sekitar Rp 604 miliar. SiCepat juga targetkan pertumbuhan pendapatan Rp 3,6 triliun atau naik sekitar 157% di sepanjang tahun ini.

Di sisi lain, dalam meminimalkan kerugian di tengah pandemi corona, pihaknya juga meluncurkan produk -produk yang inovatif, menambah channel distribusi dengan menggandeng beberapa partner.

SiCepat juga berinovasi dengan meluncurkan tarif Harga Mulai Lima Ribu (HALU) adalah tarif ekonomi yang membantu buyer maupun seller dimana saat ini semua orang membutuhkan belanja online, sehingga HALU juga menjadi solusi. Selain itu juga memberikan diskon tarif hemat sekitar 10% pada produk Siuntung.

"Kami tetap memberikan layanan yang bisa membantu seller tumbuh bisnisnya, seperti tarif SiUntung dan tarif Halu pada e-commerce," katanya.

Baca Juga: Citilink kembali mengudara, ini dokumen yang harus disiapkan calon penumpang

Wiwin mengungkapkan, dengan diberlakukannya karantina wilayah di beberapa daerah membuat pengiriman barang SiCepat menjadi terkendala. "Saat ini hanya pengiriman ke Papua dan Maluku saja yang mengalami kendala, karena memang ada larangan bagi seluruh ekspedisi, lainnya tidak ada," kata Wiwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi