Belanja online, pembayaran kok masih tunai?



JAKARTA. MasterCard Indonesia menilai, pertumbuhan e-commerce yang melesat di Indonesia, yakni mencapai 20% per tahun, tidak dibarengi dengan transaksi digital banking. Buktinya, 40% dari masyarakat yang berbelanja online masih menggunakan metode bayar di tempat (cash on delivery).

Jumlah ini tertinggi ketimbang metode pembayaran lainnya, seperti transfer dana dan setoran ke bank, apalagi pembayaran melalui electronic banking alias e-banking. Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan MasterCard pada 2014 silam, aktivitas belanja online merupakan alasan kedua tertinggi dalam penggunaan internet di Indonesia.

Sebanyak 18,8% masyarakat pengguna internet melakukan aktivitas belanja online, tertinggi kedua setelah aktivitas menerima dan mengirim email, yaitu 22,4%. "Faktanya, e-commerce memang naik pamor, tetapi tidak demikian halnya dengan pembayaran secara elektronik atau online," terang Irni Palar, Country Manager MasterCard Indonesia, Senin (21/9).


Menurut dia, kekhawatiran masyarakat atau nasabah perbankan dalam melakukan transaksi online adalah penyalahgunaan atau pencurian data-data kartu debit atau kredit. Survei yang dilakukan MasterCard menyebut, 92% responden menginginkan pembayaran yang nyaman dan transaksi yang cepat, dan 91,2% di antaranya mensyaratkan pembayaran yang aman.

PT Bank CIMB Niaga Tbk sendiri melansir, dari total 4 juta nasabah yang dilayaninya, baru sekitar 40% di antaranya yang menggunakan layanan e-banking, seperti cimbclicks, go mobile, rekening ponsel. Octopay merupakan layanan e-banking terbaru perseroan yang dapat dilakukan melalui akun sosial media Facebook.

"Kami berharap, peluncuran Octopay dan virtual credit card ini akan menguatkan posisi CIMB Niaga sebagai fasilitator transaksi e-commerce di Indonesia. Inovasi ini sekaligus memberikan kemudahan bagi nasabah, kenyamanan dan aman bagi mereka yang ingin berbelanja online, namun belum memiliki kartu kredit," kata Tigor M Siahaan, Direktur Utama CIMB Niaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri