JAKARTA. IHSG bergerak menghijau pasca pengumuman penetapan suku bunga The Fed. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) berpendapat, penguatan indeks akan berlanjut dan kembali menguat. "Investor sudah mengantisipasi, dampak buruk sudah terjadi, tidak banyak lagi efek yang akan terjadi," ujar Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, Jumat (18/9). Dengan demikian, sentimen lain yang akan mempengaruhi pergerakan indeks selanjutnya berasal dari domestik. Seperti, tingkat belanja pemerintah, gelontoran likuiditas ketika pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate). Menurut Tito, jika pemerintah bisa menggenjot belanja pemerintah sesuai target, yakni 94%-96% dan Pilkada yang diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp 250 triliun, IHSG akan merangkak naik. Penguatan IHSG diperkirakan terjadi di Oktober 2015. Suku bunga Bersamaan dengan itu, ia berharap, Bank Indonesia akan melakukan pelonggaran dengan menurunkan suku bunga. Dengan asumsi tingkat inflasi 4%, maka selisihnya dibanding BI Rate adalah 3,5%. "Spread kalau bisa 2% itu bagus, dampak ke pasar modal juga positif," tutur Tito. Berarti, jika selisih BI Rate dan inflasi 2%, maka BI Rate perlu dipangkas sebesar 1,5%. Lebih lanjut, ia bilang, pihaknya masih tetap akan memberlakukan batasan autoreject bawah sebesar 10% dan meningkatkan pengawasan. Ia juga akan memastikan tidak ada aksi short selling serta mendorong adanya produk-produk baru.
Belanja pemerintah cair, Oktober IHSG menguat
JAKARTA. IHSG bergerak menghijau pasca pengumuman penetapan suku bunga The Fed. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) berpendapat, penguatan indeks akan berlanjut dan kembali menguat. "Investor sudah mengantisipasi, dampak buruk sudah terjadi, tidak banyak lagi efek yang akan terjadi," ujar Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, Jumat (18/9). Dengan demikian, sentimen lain yang akan mempengaruhi pergerakan indeks selanjutnya berasal dari domestik. Seperti, tingkat belanja pemerintah, gelontoran likuiditas ketika pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate). Menurut Tito, jika pemerintah bisa menggenjot belanja pemerintah sesuai target, yakni 94%-96% dan Pilkada yang diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp 250 triliun, IHSG akan merangkak naik. Penguatan IHSG diperkirakan terjadi di Oktober 2015. Suku bunga Bersamaan dengan itu, ia berharap, Bank Indonesia akan melakukan pelonggaran dengan menurunkan suku bunga. Dengan asumsi tingkat inflasi 4%, maka selisihnya dibanding BI Rate adalah 3,5%. "Spread kalau bisa 2% itu bagus, dampak ke pasar modal juga positif," tutur Tito. Berarti, jika selisih BI Rate dan inflasi 2%, maka BI Rate perlu dipangkas sebesar 1,5%. Lebih lanjut, ia bilang, pihaknya masih tetap akan memberlakukan batasan autoreject bawah sebesar 10% dan meningkatkan pengawasan. Ia juga akan memastikan tidak ada aksi short selling serta mendorong adanya produk-produk baru.