KONTAN.CO.ID - Salah satu yang merisaukan selama pandemi Korona ini adalah metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hampir seluruh semester II Tahun Ajaran 2019/2020 dijalani para pelajar Indonesia dengan metode belajar dari rumah tersebut. Cara ini bikin cemas banyak pihak, karena tidak semua daerah punya koneksi internet yang bagus dan tak semua murid memiliki fasilitas belajar memadai. Alhasil, efektivitas belajar siswa bergantung pada kreativitas guru dan sekolah mereka. Pada awal penerapan PJJ, misalnya, kita mengenal Avan Fathurrahman, guru di Sumenep, Madura. Guru SDN Batuputih Laok 3 ini mendatangi murid-muridnya untuk pendampingan belajar, setelah sekolah ditutup. Hal itu dilakukan, lantaran mayoritas muridnya tidak punya ponsel pintar dan koneksi internet, bahkan juga tak punya televisi. Itu sebabnya, murid-murid Avan juga tak bisa mengikuti pelajaran yang disiarkan lewat TVRI. Lantas, ada Bambang Setiawan, guru SDN Jatiroto Kulonprogo, Jogjakarta, yang juga menyambangi beberapa murid untuk tujuan sama. Lokasi mereka, di Menoreh, membuat sinyal internet buruk. Selain itu, orangtua murid tak mampu membeli ponsel pintar.
Belanja Pendidikan
KONTAN.CO.ID - Salah satu yang merisaukan selama pandemi Korona ini adalah metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hampir seluruh semester II Tahun Ajaran 2019/2020 dijalani para pelajar Indonesia dengan metode belajar dari rumah tersebut. Cara ini bikin cemas banyak pihak, karena tidak semua daerah punya koneksi internet yang bagus dan tak semua murid memiliki fasilitas belajar memadai. Alhasil, efektivitas belajar siswa bergantung pada kreativitas guru dan sekolah mereka. Pada awal penerapan PJJ, misalnya, kita mengenal Avan Fathurrahman, guru di Sumenep, Madura. Guru SDN Batuputih Laok 3 ini mendatangi murid-muridnya untuk pendampingan belajar, setelah sekolah ditutup. Hal itu dilakukan, lantaran mayoritas muridnya tidak punya ponsel pintar dan koneksi internet, bahkan juga tak punya televisi. Itu sebabnya, murid-murid Avan juga tak bisa mengikuti pelajaran yang disiarkan lewat TVRI. Lantas, ada Bambang Setiawan, guru SDN Jatiroto Kulonprogo, Jogjakarta, yang juga menyambangi beberapa murid untuk tujuan sama. Lokasi mereka, di Menoreh, membuat sinyal internet buruk. Selain itu, orangtua murid tak mampu membeli ponsel pintar.