JAKARTA. Serapan belanja negara semester pertama 2015 masih loyo. Belanja negara secara keseluruhan tercatat menyerap realisasi Rp 773,9 triliun atau 39% dari pagu Rp 1.984,1 triliun. Tahun 2014, realisasi belanja negara pada akhir Juni mencapai 41,2%. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pola penyerapan anggaran yang terus berulang yakni lambat pada semester dan menumpuk pada semester kedua kurang efektif dorong pertumbuhan. Melihat realisasi hingga semester pertama, David memperkirakan ekonomi Indonesia triwulan II akan tumbuh di bawah 5%. Selain belanja modal, dua pos belanja lain yang perlu diperhatikan untuk mendorong ekonomi adalah belanja sosial dan transfer ke daerah dan dana desa. Dua pos ini adalah pos yang sifatnya menopang daya beli masyarakat.
Belanja sosial dan dana desa bisa dongkrak ekonomi
JAKARTA. Serapan belanja negara semester pertama 2015 masih loyo. Belanja negara secara keseluruhan tercatat menyerap realisasi Rp 773,9 triliun atau 39% dari pagu Rp 1.984,1 triliun. Tahun 2014, realisasi belanja negara pada akhir Juni mencapai 41,2%. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan pola penyerapan anggaran yang terus berulang yakni lambat pada semester dan menumpuk pada semester kedua kurang efektif dorong pertumbuhan. Melihat realisasi hingga semester pertama, David memperkirakan ekonomi Indonesia triwulan II akan tumbuh di bawah 5%. Selain belanja modal, dua pos belanja lain yang perlu diperhatikan untuk mendorong ekonomi adalah belanja sosial dan transfer ke daerah dan dana desa. Dua pos ini adalah pos yang sifatnya menopang daya beli masyarakat.