Belanja US$ 7 miliar demi menggelar Halloween



Ritual mengantar roh orang mati tak berbekas sama sekali dalam perayaan Halloween kini. Warga Amerika dan Eropa malah menantikan tanggal 31 Oktober lantaran merupakan kesempatan menghadiri perayaan menggunakan kostum idola. Bagi anak-anak, ini kesempatan mengumpulkan manisan sebanyak-banyaknya dan mengunjungi rumah tetangga. Bagi peritel, ini adalah berkah karena pengeluaran masyarakat bisa mencapai US$ 7 miliar.

Kembali ke sejarah awal, Halloween jauh sekali dengan anak-anak lucu yang mengancam namun menggemaskan, meminta permen di pintu tetangga. Tidak juga berkaitan dengan ajang pamer kostum Victoria Everglot, sang hantu perempuan sendu dalam film Corpse Bride.

Halloween merupakan ritual Celtic kuno untuk orang mati. Awalnya disebut dengan istilah Samhain. Menurut American Folklife Center, di malam menjelang tahun baru 1 November, roh orang mati bisa berbaur dengan yang hidup. Hantu, setan, peri dan segala penghuni kegelapan berkeliaran.


Orang-orang mengorbankan ternak, sayur dan buah-buahan untuk diserahkan sebagai sesajen. Mereka juga menyalakan api unggun dan obor agar roh orang mati menemukan jalannya dan menjauhi yang hidup.

Kini Halloween menjadi berkah para peritel. Maklumlah, orang-orang mencari buah labu oranye, kostum, alat merias, permen, coklat hingga manisan apel. Bahkan rambut palsu atau pedang lightsaber juga laku keras.

National Retail Federation (NRF) memperkirakan, total pengeluaran untuk merayakan hari berhantu ini mencapai US$ 6,9 miliar. Seperti ditulis MoneyTalkspembelian kostum Halloween untuk orang dewasa dan anak-anak, masing-masing mencapai US$ 1,22 miliar dan US$ 1,04 miliar. 

Pengeluaran Halloween tahun ini sejatinya lebih rendah dibanding tahun 2012, yang mencapai US$ 8 miliar. Namun, kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang sempat diwarnai ketegangan soal bujet, tidak berpengaruh banyak.

Pengeluaran Halloween per keluarga, menurut perusahaan kartu kredit American Express, sebesar US$ 108 di tahun ini, menurun dari tahun lalu, yang sebesar US$ 125. Jika dirinci, belanja permen sebesar US$ 24, kostum US$ 52, dekorasi sebesar US$ 33, pembelian labu rata-rata US$ 17. Jika ingin mampir ke pesta Halloween, siapkan duit US$ 60. Mengunjungi rumah hantu wisata, tambahan lagi US$ 48.

Hitungan IBISWorld lebih tinggi. Lembaga riset dan konsultan ini memperkirakan, peritel meraup pendapatan US$ 7,6 miliar. Minimal US$ 1,4 miliar mengalir untuk pembelian kostum dewasa. Menurut Forbes, ini masuk akal, karena kostum putri Disney saja berkisar US$ 269,99 per potong.

Agar Halloween tidak bikin kantong bolong, sebuah organisasi nirlaba Green Halloween mengadakan Hari Bertukar Kostum setiap tanggal 12 Oktober.

Kostum Halloween kini tak melulu seseram vampir atau zombi. Banyak juga yang menggunakan kostum pahlawan super atau puteri Disney hipster. Seseorang yang berdandan layaknya Edward Snowden, dengan setelan kemeja dan pantalon abu-abu menenteng koper berisi dokumen pemerintah federal, menjadi salah satu kostum favorit Huffingtonpost. Tak ketinggalan, banyak juga seseorang yang memakai kostum menyindir vakumnya pemerintah AS atau negosiasi utang yang alot.

Halloween juga kesempatan manis bagi produsen permen dan panganan global. Permintaan manisan naik di Amerika Utara, Eropa, dan sebagian Amerika Latin. 

Pengeluaran untuk hewan peliharaan juga menguras kantong. Dari perkiraan NRF, sebanyak 14% atau sekitar US$ 330 juta, digunakan untuk mendandani hewan peliharaan mereka. Christie Lynn Bonham, pemilik Cabo Dog Pet Boutique, mengatakan pada Bloomberg, sebanyak 65% penjualan bulan lalu datang dari kostum Halloween. Yang paling populer adalah kostum Spider Dog senilai US$ 38,99, atau rok dengan lampu LED seharga US$ 54,99. 

Editor: Sanny Cicilia