Belasan bank salurkan kredit ke Newmont



JAKARTA. Enam belas bank memberikan utang US$ 600 juta kepada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Kredit ini bertenor enam tahun dan bunganya mengacu pada London Interbank Offering Rate (LIBOR) 3 bulan plus 4%.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Sumitomo Mitsui Banking Corporation(SMBC) dan BNP Paribas bertindak sebagai mandated lead arranger dalam sindikasi ini. Bank Mandiri menjadi kreditur terbesar dengan menyalurkan dana US$ 200 juta. SMBC dan BNP Paribas masing-masing mengucurkan US$ 125 juta dan US$ 75 juta.

Porsi US$ 200 juta sisanya disalurkan 13 bank lain. Dua di antaranya PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Tbk dan Bank BNP Paribas Indonesia. Riswinandi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menjelaskan, NNT mendapatkan pinjaman berbunga relatif murah karena profil risikonya rendah. "NNT itu perusahaan bluechip. Rekam jejak mereka juga bagus, tepat waktu dalam membayar," katanya seusai penandatangan perjanjian kredit, Selasa (14/6).


Rosadelima Dwi Mutiari, Head of Corporate Banking Division BNI, menuturkan, ini kali pertama NNT mencari kredit ke bank lokal. Sebelumnya, mereka selalu mencari pendanaan ke luar negeri. Di sindikasi ini, BNI memberikan US$ 20 juta. "Kami berpartisipasi karena kami satu-satunya bank yang punya cabang di lokasi tambang dan melayani transaksi mereka, seperti payroll untuk 7.000 karyawan," katanya.

Gautier Dirckx, Regional Head, Energy and Commodity Finance BNP Paribas, mengatakan, pihaknya tertarik membiayai sektor pertambangan di Indonesia karena kegiatan ekonomi ini bernilai sangat strategis.

Pierre Yves Rigaux, Head of Metals and Mining South East Asia BNP Paribas, menambahkan, mereka siap menyalurkan dana minimal US$ 500 juta untuk membiayai aktivitas tambang di negeri ini. "Ada banyak dana yang akan kami alokasikan. Di minyak dan gas kami punya appliance US$ 200 juta. Untuk pertambangan secara keseluruhan, kami siap membiayai hingga US$ 700 juta," kata Rigaux.

Rigaux yakin, permintaan kredit akan terus meningkat seiring kenaikan harga komoditas ini. "Karena proyek bertambah, belanja modal tentu semakin membesar. Ini meningkatkan pengajuan kredit ke bank," katanya.

Pengelola NNT akan menggunakan kredit untuk menyelesaikan pengerukan fase VI Tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Presiden Direkstur NNT Martiono Hadianto menegaskan, dalam akad ini, NNT tidak menggadaikan saham. Jaminannya hanya aset.

Produksi emas NNT tahun ini diperkirakan mencapai 226.000 – 228.000 ons troi. Sedangkan untuk produksi tembaga sekitar 247 juta pound. Proyeksi ini jauh lebih rendah daripada realisasi tahun lalu sebesar 737.000 ons troi emas dan 542 juta pound tembaga. Produksi susut lantaran pengerukan sudah masuk tahap keenam. Untuk menutup penurunan ini, NNT berencana mengeksplorasi cadangan mineral di Blok Elang, Nusa Tenggara Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can