Beleid menteri ganjal proyek IDD Chevron Makassar



JAKARTA. Proyek gas alam di laut dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) milik Chevron di Selat Makasar terancam tertunda. Pemicunya adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) soal perpanjangan kontrak dari proyek ini belum keluar.

Menurut Agus Kurnia, Vice President Project and Maintenance Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejatinya proyek IDD tersebut sudah ada nama calon pemenang tender. Namun menjadi percuma bila proyek IDD belum berjalan.

Agus bilang Chevron sebetulnya sudah meminta perpanjangan kontrak di proyek ini. "Statusnya Chevron masih tertarik, menunggu perpanjangan kontrak dari pemerintah," katanya, Selasa (28/10).


Sambil menunggu respon pemerintah, Chevron akan mengkaji ulang proyek IDD. Sebab, bila proyek tertunda, investasi bisa membengkak. Selain itu juga mengkaji apakah proyek masih bisa berjalan dengan baik atau tidak. 

Menurut Agus, Indonesia punya ketergantungan yang tinggi terhadap proyek IDD karena cadangan minyak bumi dan gas (migas) yang melimpah di luat dalam. Ia menyarankan, untuk proyek IDD ini tetap diteruskan, dengan izin pemerintah.

Pelaksana Tugas (Plt) SKK Migas Johanes Widjonarko mengakui, saat ini proyek senilai US$ 12 miliar tersebut sedang dikaji ulang. Pasalnya, diprediksi bakal ada temuan cadangan baru di Gendalo dan Gahem. "Ini sedang kami review," kata Johanes. 

Namun, cadangan tersebut masih dalam tataran kajian. Karenanya hingga saat ini belum bisa disebutkan kapasitas cadangan. Nanti, perubahan cadangan migas bakal terlihat di skenario perubahan.

Sesuai skenario sebelumnya, produksi proyek IDD bisa mencapai 1.270 juta kaki kubik gas per hari dan sebanyak 47,000 barel kondensat. Dari empat blok produksi kerjasama atau production sharing contract (PSC) yaitu Ganal, Rapak, Makassar Strait, dan Muara Bakau di lima lapangan yakni Bangka, Gehem, Gendalo, Maha dan Gandang.

Ia berharap adanya potensi tambahan cadangan migas ini membuat skenario produksi total IDD Selat Makasar bisa bertambah. Namun efeknya target produksi proyek ini bisa molor dua tahun dari 2018 menjadi 2020.

Direktur Eksekutif ReforMiner, Pri Agung Rakhmanto berpendapat bila Chevron masih tertarik seharusnya mereka segera ajukan proposal anyar lagi. Dengan cara ini maka akan lebih terang berapa potensi di blok tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa