JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di tengah penguatan bursa Asia, Senin (6/6). Mengacu data RTI, indeks ditutup naikĀ 0,87% atau 42,103 poin ke level 4.896,025. Tadi pagi, IHSG dibuka di level 4.862,568 dan sempat menyentuh level terendah hari ini di level 4.860,628. Tercatat 156 saham bergerak naik, 133 saham bergerak turun, dan 103 saham stagnan. Perdagangan awal pekan ini melibatkan 4,05 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,97 triliun.
Aksi beli asing masih menopang laju IHSG di zona positif. Di pasar reguler, beli asing sebesar Rp 363,3 miliar dan beli asing keseluruhan perdagangan Rp 548,1 miliar. "IHSG kembali bergerak menguat seiring dengan aliran dana pemodal asing yang masuk ke dalam negeri, khususnya pasar saham," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengutip dari
Antara. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun hingga 3 Juni 2016, aliran dana investor asing ke pasar saham dalam negeri masih tercatat melakukan pembelian bersih dengan nilai sebesar Rp 4,9 triliun. Di sisi lain, lanjut dia, kembali meningkatnya harga minyak mentah dunia juga turut memberi dampak positif terhadap sejumlah saham berbasis komoditas di dalam negeri yang akhirnya berdampak ke sektor lainnya. Tercatat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 1,1% atau sebanyak 54 sen ke level US$ 49,16 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di level US$ 49,10 pada pukul 12:54 siang waktu Hong Kong. Minyak Brent untuk pengiriman Agustus meningkat sebanyak 0,9% atau 45 sen ke level US$ 50,09 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Efek data AS
Sementara itu, bursa saham Asia menghijau didukung reli pasar saham emerging markets pasca melemahnya laporan data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang memicu spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan menunda menaikkan suku bunga. Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,3% menjadi 130,11 pukul 16.00 waktu Hong Kong, Senin (6/6). Asal tahu saja, lemahnya data pekerjaan AS yang rilis Jumat (3/6) kemarin berujung pada probabilitas The Fed menaikkan suku bunga acuannya di Juli turun menjadi 27% dari 50% pekan lalu. Di sisi lain, indeks MSCI Emerging Markets naik 1%, dengan pasar saham Filipina, Indonesia, dan Malaysia melaju di jalur positif. Indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI naik 0,7% karena ringgit melonjak ke level tertinggi dalam dua bulan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto