JAKARTA. Pada November 2016 lalu, Perum Bulog mencaplok 70% saham perusahaan gula asal Blora, Jawa Tengah yakni PT Gendhis Multi Manis (GMM). Pembelian perusahaan yang terlilit uang sekitar Rp 1 triliun ini mendapat protes dari berbagai kalangan. Pasalnya, Bulog harus menggelontorkan uang Rp 77 miliar untuk mendapatkan 70% saham tersebut, dan harus membayar utang perusahaan. Namun, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, sebelum mengambil keputusan pembelian GMM, Bulog telah melakukan uji tuntas atau due diligence. Dari hasil penilaian tersebut, nilai aset GMM masih lebih besar daripada nilai utang dan harga yang harus ditanggung pihak Bulog. "Ada nilai sisa saham sekitar Rp 200 miliar dan itu merupakan keuntungan dari pembelian GMM," ujar Djarot, akhir pekan lalu.
Beli Gendhis Multi, Bulog klaim untung Rp 200 M
JAKARTA. Pada November 2016 lalu, Perum Bulog mencaplok 70% saham perusahaan gula asal Blora, Jawa Tengah yakni PT Gendhis Multi Manis (GMM). Pembelian perusahaan yang terlilit uang sekitar Rp 1 triliun ini mendapat protes dari berbagai kalangan. Pasalnya, Bulog harus menggelontorkan uang Rp 77 miliar untuk mendapatkan 70% saham tersebut, dan harus membayar utang perusahaan. Namun, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, sebelum mengambil keputusan pembelian GMM, Bulog telah melakukan uji tuntas atau due diligence. Dari hasil penilaian tersebut, nilai aset GMM masih lebih besar daripada nilai utang dan harga yang harus ditanggung pihak Bulog. "Ada nilai sisa saham sekitar Rp 200 miliar dan itu merupakan keuntungan dari pembelian GMM," ujar Djarot, akhir pekan lalu.