KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten pengelola bisnis rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) membeli lahan seluas 1,62 hektare (ha) di Bandung. Pembelian lahan ini dilakukan oleh anak usaha SRAJ yakni PT Nusa Sejatera Kharisma (NSK). Atas transaksi itu, emiten dengan kode saham SRAJ di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini harus merogok kocek Rp 156,23 miliar. "Pembelian aset oleh NSK ini untuk pengembangan rumah sakit,” ujar Direktur Sejateraraya Anugrahjaya Arif Mualim dalam keterbukaan informasi, Senin (20/11). Sumber pendanaan untuk pembelian aset ini berasal dari penyertaan modal SRAJ kepada NSK dan pinjaman perbankan. Pembayaran lahan ini dilakukan dalam dua tahap, pertama senilai Rp 75 miliar dan tahap kedua senilai Rp 81,23 miliar. Dalam laporan keuangan perusahaan yang mengelola Rumah Sakit Mayapada per September 2017, nilai kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan yang masuk Grup Tahir mencapai Rp 380,34 miliar. Adapun utang bank jangka pendek SRAJ mencapai Rp 17,41 miliar. Adapun, nilai aset properti investasi SRAJ diperiode yang sama mencapai Rp 226,59 miliar, meningkat dari posisi akhir tahun sebelumnya yang hanya Rp 40,01 miliar. Hingga September 2017, pendapatan SRAJ mencapai Rp 462,52 miliar, naik 8,92% dari posisi yang sama di tahun lalu yakni Rp 424,62 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan ini SRAJ masih tetap membukukan kerugian. Namun, posisi kerugian yang dibukukan semakin berkurang. Per September 2017, kerugian SRAJmencapai Rp47,56 miliar, turun hingga 57% dari posisi Rp97,92 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Beli lahan, SRAJ keluarkan dana Rp 156,23 miliar
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten pengelola bisnis rumah sakit, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) membeli lahan seluas 1,62 hektare (ha) di Bandung. Pembelian lahan ini dilakukan oleh anak usaha SRAJ yakni PT Nusa Sejatera Kharisma (NSK). Atas transaksi itu, emiten dengan kode saham SRAJ di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini harus merogok kocek Rp 156,23 miliar. "Pembelian aset oleh NSK ini untuk pengembangan rumah sakit,” ujar Direktur Sejateraraya Anugrahjaya Arif Mualim dalam keterbukaan informasi, Senin (20/11). Sumber pendanaan untuk pembelian aset ini berasal dari penyertaan modal SRAJ kepada NSK dan pinjaman perbankan. Pembayaran lahan ini dilakukan dalam dua tahap, pertama senilai Rp 75 miliar dan tahap kedua senilai Rp 81,23 miliar. Dalam laporan keuangan perusahaan yang mengelola Rumah Sakit Mayapada per September 2017, nilai kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan yang masuk Grup Tahir mencapai Rp 380,34 miliar. Adapun utang bank jangka pendek SRAJ mencapai Rp 17,41 miliar. Adapun, nilai aset properti investasi SRAJ diperiode yang sama mencapai Rp 226,59 miliar, meningkat dari posisi akhir tahun sebelumnya yang hanya Rp 40,01 miliar. Hingga September 2017, pendapatan SRAJ mencapai Rp 462,52 miliar, naik 8,92% dari posisi yang sama di tahun lalu yakni Rp 424,62 miliar. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan ini SRAJ masih tetap membukukan kerugian. Namun, posisi kerugian yang dibukukan semakin berkurang. Per September 2017, kerugian SRAJmencapai Rp47,56 miliar, turun hingga 57% dari posisi Rp97,92 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News