Memiliki rasa manis dan kadar air hingga 80%, belimbing bangkok merah disukai konsumen. Dengan budidaya yang mirip belimbing lainnya, pohon ini membutuhkan pupuk kandang usai panen. Serangan ulat dan genangan air bisa menjadi ancaman.Banyak varian buah belimbing (Averrhoa carambola) di Indonesia. Tepatnya ada 19 jenis buah belimbing. Salah satu yang menjadi idola adalah belimbing bangkok merah. Ini jenis belimbing yang berasal dari hasil okulasi, yakni penempelan mata tunas belimbing bangkok merah dan belimbing lokal. Sugeng Rahayu, pembudidaya belimbing dengan bendera CV Subur Tunas Mandiri, bercerita, bibit belimbing bangkok merah kebanyakan berasal dari Blitar, Jawa Timur. “Awalnya, ia berasal dari hasil okulasi belimbing asli Blitar dengan belimbing malaya dari Malaysia,” ujarnya. Berbeda dengan belimbing jenis lainnya, belimbing merah lebih disukai konsumen. Selain rasanya yang manis, kadar air belimbing merah yang tinggi yakni mencapai 70% hingga 80% dari daging buah. Belimbing lainnya umumnya hanya memiliki kadar air 50% sampai 60%. "Tekstur dagingnya lebih keras, tak lembek," ujar pria berusia 50 tahun itu. Secara kasat mata, mudah membedakan belimbing bangkok merah dengan belimbing lain. Memiliki tekstur lebih panjang yakni mencapai 15 cm sampai 20 cm, warna daging belimbing merah juga oranye atau kuning kemerah-merahan. Belimbing kebanyakan warnanya kuning dengan panjang buang maksimal 15 cm. “Keunggulan lain, belimbing bangkok merah bisa tahan tujuh hari sampai 10 hari di suhu kamar,” kata Sugeng. Belimbing madu yang juga banyak disukai konsumen umumnya hanya bertahan dua hari. Meski memiliki berbagai kelebihan, tapi budidaya belimbing merah tak jauh berbeda dengan belimbing lainnya. Sejak okulasi hingga siap tanam membutuhkan waktu enam bulan. Dari masa tanam hingga berbuah membutuhkan waktu sampai setahun. "Tanaman belimbing dengan tinggi 80 cm biasanya sudah bisa berbuah, tapi belum maksimal karena akarnya belum kuat," ujarnya. Makanya, banyak petani memilih menunggu sampai tanaman belimbing berusia tiga tahun. Saat itu, tanaman belimbing punya akar yang cukup kuat serta buah yang lebat. "Masa produktivitas buah saat usia delapan tahun sampai 20 tahun," ujarnya. Setelah usia di atas 20 tahun, pohon belimbing tidak produktif lagi.Puncak produktivitasnya ketika pohon belimbing berusia 10 tahun. Satu pohon bisa menghasilkan 200 kilogram (kg) buah. Bila satu kilogram belimbing merah seharga Rp 10.000, satu pohon belimbing di usia puncak bisa menghasilkan omzet Rp 2 juta. Masa buah pohon belimbing bisa sampai tiga kali panen dalam satu tahun. Setelah panen usai, petani harus memupuk pohon dengan pupuk kandang agar tetap tanaman tetap tumbuh subur dan berbuah maksimal. "Ranting-ranting kecil harus dipotong agar nutrisi masuk," ujar Robby, pembudidaya lain di Tulung Agung. Hal yang patut dihindari adalah genangan air yang bisa menyebabkan buah rontok serta serangan ulat. Tanda-tanda datangnya serangan ulat bisa dilihat dari buah belimbing yang banyak bintik-bintik coklat. "Kalau sudah begini, petani harus siap rugi," ujarnya. Makanya, petani memilih mencegah serangan ulat. Caranya dengan membungkus buah dengan plastik atau kertas koran. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Belimbing bangkok merah: Mudah perawatannya, ranum hasil panennya (1)
Memiliki rasa manis dan kadar air hingga 80%, belimbing bangkok merah disukai konsumen. Dengan budidaya yang mirip belimbing lainnya, pohon ini membutuhkan pupuk kandang usai panen. Serangan ulat dan genangan air bisa menjadi ancaman.Banyak varian buah belimbing (Averrhoa carambola) di Indonesia. Tepatnya ada 19 jenis buah belimbing. Salah satu yang menjadi idola adalah belimbing bangkok merah. Ini jenis belimbing yang berasal dari hasil okulasi, yakni penempelan mata tunas belimbing bangkok merah dan belimbing lokal. Sugeng Rahayu, pembudidaya belimbing dengan bendera CV Subur Tunas Mandiri, bercerita, bibit belimbing bangkok merah kebanyakan berasal dari Blitar, Jawa Timur. “Awalnya, ia berasal dari hasil okulasi belimbing asli Blitar dengan belimbing malaya dari Malaysia,” ujarnya. Berbeda dengan belimbing jenis lainnya, belimbing merah lebih disukai konsumen. Selain rasanya yang manis, kadar air belimbing merah yang tinggi yakni mencapai 70% hingga 80% dari daging buah. Belimbing lainnya umumnya hanya memiliki kadar air 50% sampai 60%. "Tekstur dagingnya lebih keras, tak lembek," ujar pria berusia 50 tahun itu. Secara kasat mata, mudah membedakan belimbing bangkok merah dengan belimbing lain. Memiliki tekstur lebih panjang yakni mencapai 15 cm sampai 20 cm, warna daging belimbing merah juga oranye atau kuning kemerah-merahan. Belimbing kebanyakan warnanya kuning dengan panjang buang maksimal 15 cm. “Keunggulan lain, belimbing bangkok merah bisa tahan tujuh hari sampai 10 hari di suhu kamar,” kata Sugeng. Belimbing madu yang juga banyak disukai konsumen umumnya hanya bertahan dua hari. Meski memiliki berbagai kelebihan, tapi budidaya belimbing merah tak jauh berbeda dengan belimbing lainnya. Sejak okulasi hingga siap tanam membutuhkan waktu enam bulan. Dari masa tanam hingga berbuah membutuhkan waktu sampai setahun. "Tanaman belimbing dengan tinggi 80 cm biasanya sudah bisa berbuah, tapi belum maksimal karena akarnya belum kuat," ujarnya. Makanya, banyak petani memilih menunggu sampai tanaman belimbing berusia tiga tahun. Saat itu, tanaman belimbing punya akar yang cukup kuat serta buah yang lebat. "Masa produktivitas buah saat usia delapan tahun sampai 20 tahun," ujarnya. Setelah usia di atas 20 tahun, pohon belimbing tidak produktif lagi.Puncak produktivitasnya ketika pohon belimbing berusia 10 tahun. Satu pohon bisa menghasilkan 200 kilogram (kg) buah. Bila satu kilogram belimbing merah seharga Rp 10.000, satu pohon belimbing di usia puncak bisa menghasilkan omzet Rp 2 juta. Masa buah pohon belimbing bisa sampai tiga kali panen dalam satu tahun. Setelah panen usai, petani harus memupuk pohon dengan pupuk kandang agar tetap tanaman tetap tumbuh subur dan berbuah maksimal. "Ranting-ranting kecil harus dipotong agar nutrisi masuk," ujar Robby, pembudidaya lain di Tulung Agung. Hal yang patut dihindari adalah genangan air yang bisa menyebabkan buah rontok serta serangan ulat. Tanda-tanda datangnya serangan ulat bisa dilihat dari buah belimbing yang banyak bintik-bintik coklat. "Kalau sudah begini, petani harus siap rugi," ujarnya. Makanya, petani memilih mencegah serangan ulat. Caranya dengan membungkus buah dengan plastik atau kertas koran. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News