KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar masih menanti initial public offering (IPO) entitas merger Gojek-Tokopedia. Terlebih, beredar kabar entitas baru bernama GoTo tersebut bakal menghelat aksi korporasi tersebut pada kuartal kedua tahun ini. Namun, hingga saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima dokumen terkait IPO tersebut. "Dari pipeline yang ada, belum terdapat perusahaan yang merupakan unicorn," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (29/4). Dia menambahkan, saat ini memang ada enam calon emiten dengan kategori aset besar, di atas Rp 250 miliar. Sektor properti, konsumer siklikal, keuangan, kesehatan, konsumer non-siklikal dan energi masing-masing diwakili oleh satu calon emiten.
Belum ada calon emiten unicorn dalam pipeline IPO BEI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar masih menanti initial public offering (IPO) entitas merger Gojek-Tokopedia. Terlebih, beredar kabar entitas baru bernama GoTo tersebut bakal menghelat aksi korporasi tersebut pada kuartal kedua tahun ini. Namun, hingga saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima dokumen terkait IPO tersebut. "Dari pipeline yang ada, belum terdapat perusahaan yang merupakan unicorn," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (29/4). Dia menambahkan, saat ini memang ada enam calon emiten dengan kategori aset besar, di atas Rp 250 miliar. Sektor properti, konsumer siklikal, keuangan, kesehatan, konsumer non-siklikal dan energi masing-masing diwakili oleh satu calon emiten.