Belum ada izin, SIAP belum bisa rights issue



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memberikan izin efektif kepada PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) terkait penambahan modal dan rights issue. Alhasil, perseroan harus menunda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang sejatinya diselenggarakan hari ini (5/6). SIAP menjadwalkan untuk menggelar RUPS tahunan (RUPST) dan RUPSLB pada hari ini. Namun, yang bisa terselenggara hanya RUPST saja. "OJK belum memberi izin efektif (RUPSLB), jadi kami tunda sampai tanggal 12 Juni 2014," ujar Onny Soendjaja, Direktur Utama SIAP. Ia mengaku tidak mengetahui alasan mengapa izin efektif belum juga turun. Sekedar informasi, dua minggu lalu, tepatnya pada Jumat (23/5), OJK memanggil pihak SIAP untuk melakukan dengar pendapat (hearing) terkait rencana tersebut. Hearing itu dihadiri oleh direksi SIAP, pembeli siaga, dalam hal ini PT Danareksa Sekuritas, dan advisor yang menangani aksi korporasi SIAP, yaitu PT Eagle Capital. Menurut Onny, ketika itu, pihak OJK meminta penjelasan lebih lanjut mengenai rencana aksi korporasi SIAP. "Ada beberapa tambahan dokumen juga yang harus dipenuhi," kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut dokumen yang dimaksud. Ia hanya bilang, OJK meminta agar perusahaan yang akan diakuisisi memiliki peforma yang baik. Seperti diketahui, emiten yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur ini akan menerbitkan 23,4 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200 per saham. Dengan demikian, aksi korporasi ini bernilai Rp 4,68 triliun.Seluruh dana rights issue, setelah dikurangi biaya administrasi, akan digunakan untuk mengakuisisi saham RITS Ventures Limited. RITS adalah satu pemilik PT Wana Bara Prima Coal, induk PT Indo Wana Bara Mining Coal. Setelah akuisisi, SIAP akan mengubah lini bisnisnya menjadi perusahaan batubara.Saat ini, SIAP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi, percetakan, dan perdagangan produk nonwoven. Berdasarkan evaluasi laporan cadangan batubara Indo Wana Bara oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI-ITB) per 25 September 2013, cadangan batubara Indo Wana Bara tercatat sebesar 288,15 juta ton. Menurut Onny, Juni 2014 Indo Wana ditargetkan sudah mulai melakukan perdagangan batubara. Namun, belum berpoduksi sendiri. "Produksinya kemungkinan Agustus 2014," tuturnya.Dalam hajatan rights issue ini, pemegang saham utama SIAP itu adalah PT Graha Sakti Cemerlang (GSC) dan PT Graha Sakti Prima (GSP) tidak akan mengeksekusi saham baru SIAP itu. Masing-masing perusahaan menggenggam 216 juta saham atau 36% kepemilikan dan 144 juta saham atau setara dengan 24% SIAP.Danareksa Sekuritas bertindak sebagai standby buyer yang siap menyerap saham yang tidak dieksekusi oleh para pemegang saham. Asal tahu saja, RITS berupaya masuk lewat PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK). Namun, rencana itu kandas karena OJK (dulu Bapepam-LK) tidak kunjung memberkan restu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie