JAKARTA. Meski proyek konstruksi dan infrastruktur tengah menanjak, tak serta merta bisa membangkitkan penjualan alat berat. Sebab, sektor pertambangan yang selama ini jadi motor utama pendorong penjualan alat berat masih tetap lesu. Selain bisnis tambang, yang menjadi pendorong utama penjualan alat berat adalah industri perkebunan. Namun, hingga triwulan I-2016 ini permintaan alat berat dari sektor perkebunan juga belum jua menggeliat sesuai harapan. Melihat kondisi ini, Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) memproyeksikan penjualan alat berat sulit mengejar pertumbuhan penjualan alat berat pada tahun ini. "Tahun lalu penjualan alat berat 5.900 unit, tahun ini kami harapkan setidaknya naik menjadi 6.000 unit," kata Jamaluddin kepada KONTAN, Senin (4/4).
Belum ada katrol penjualan alat berat
JAKARTA. Meski proyek konstruksi dan infrastruktur tengah menanjak, tak serta merta bisa membangkitkan penjualan alat berat. Sebab, sektor pertambangan yang selama ini jadi motor utama pendorong penjualan alat berat masih tetap lesu. Selain bisnis tambang, yang menjadi pendorong utama penjualan alat berat adalah industri perkebunan. Namun, hingga triwulan I-2016 ini permintaan alat berat dari sektor perkebunan juga belum jua menggeliat sesuai harapan. Melihat kondisi ini, Jamaluddin, Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) memproyeksikan penjualan alat berat sulit mengejar pertumbuhan penjualan alat berat pada tahun ini. "Tahun lalu penjualan alat berat 5.900 unit, tahun ini kami harapkan setidaknya naik menjadi 6.000 unit," kata Jamaluddin kepada KONTAN, Senin (4/4).