Belum Ada Rencana Bangun RS di IKN, Ini Alasan Pertamedika IHC



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Bina Medika IHC (Indonesia Healthcare Corporation), sebagai holding rumah sakit BUMN, mengungkapkan bahwa saat ini belum ada rencana membangun rumah sakit di Ibu Kota Nusantara (IKN). 

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Utama dan Direktur Medis PT Pertamina Bina Medika IHC Lia G Partakusuma, pihaknya baru akan mendapatkan jatah pembangunan rumah sakit di IKN pada tahun 2025.

"Kalau IKN sementara ini belum ada yang langsung di IKN karena kita dapat jatahnya 2025," ungkap Lia.


Selain itu, pengembangan rumah sakit di Balikpapan juga dipertimbangkan mengingat adanya beberapa rumah sakit di wilayah IKN, dengan jumlah penduduk yang belum terlalu banyak.

Baca Juga: Pertamina Bina Medika (IHC) Divestasi 36% Saham ke INA dan Swire Pacific

"(Alasannya) karena sekarang ini sebetulnya IKN sudah cukup banyak rumah sakit yang dibangun, sementara kan penduduknya belum terlalu banyak," sambungnya.

Sementara itu, RS Pertamina Balikpapan (RSPB) akan naik akreditasi menjadi kelas B. Rumah sakit ini terletak sekitar 1,5 jam dari IKN. 

Kemudian juga, RS Panorama Balikpapan, yang sebelumnya merupakan klinik, akan naik status menjadi tipe C dan direncanakan akan dibuka pada September atau Oktober tahun ini.

"Kami juga sebenarnya sudah punya Rumah Sakit Pertamina Balikpapan dan yang baru akan dibuka RS Panorama Balikpapan yang jaraknya hanya 1,5 jam dari IKN," ungkapnya.

Baca Juga: Holding RS BUMN Kukuhkan Direksi dan Komisaris Baru, Ini Jajarannya

Lia menambahkan, alasan utama mengembangkan rumah sakit di Balikpapan adalah karena kota tersebut memiliki pangsa pasar yang besar serta potensi yang menjanjikan. IHC saat ini lebih fokus pada perbaikan dan pengembangan rumah sakit yang sudah ada dalam holding-nya. 

Lia juga mencatat tantangan yang dihadapi RS BUMN, termasuk usia gedung yang sudah tua dan kebutuhan perbaikan infrastruktur serta layanan.

"Tantangan RS BUMN adalah gedung yang sudah berusia lama, ada yang sudah 50 hingga 100 tahun. Kami perlu melakukan perbaikan infrastruktur dan layanan," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati