Belum Diumumkan, Akankah Investasi Rp 1.400 Triliun di 2023 Mencapai Target?



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) belum mengumumkan realisasi investasi di sepanjang 2023. Adapun pemerintah menargetkan investasi 2023 sebesar Rp 1.400 triliun.

Realisasi investasi di 2023 tersebut dikhawatirkan tidak mencapai target. Pasalnya jika mengacu pada salah satu penyumbang realisasi investasi tahun lalu, yakni investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) hanya mencapai Rp 41,4 triliun, meleset dari target Rp 45 triliun.

Sementara itu, realisasi investasi pada Januari hingga September 2023 mencapai Rp 1.053,1 triliun, atau 75,2% dari target investasi tahun 2023 yang senilai Rp 1.400 triliun.


Menanggapi hal tersebut, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, realisasi investasi Rp 1.400 triliun tersebut kemungkinan besar masih bisa dicapai pemerintah.

Jika melihat realisasi IKN, realisasinya tidak terlalu jauh dari target. Di sisi lain, sepanjang 2023 masih ada beberapa sektor penyumbang investasi yang relatif sama jika dibandingkan dengan realisasi investasi di 2022.

Baca Juga: Berikut Sejumlah Pencapaian EBTKE Kementerian ESDM hingga Tahun 2023

Salah satu sektor penopang investasi tahun lalu yaitu industri logam dasar, yang merupakan merupakan program hilirisasi yang dilakukan pemerintah di beberapa tahun ke belakang, dan masih berlanjut hingga saat ini.

“Alhasil saya kira peluang dari realisasi investasi sesuai target pemerintah (di 2023) masih dapat dicapai,” tutur Yusuf kepada Kontan, Kamis (18/1).

Yusuf memprediksi, jika memang realisasi investasi pemerintah meleset dari target, setidaknya pemerintah akan mengumpulkan investasi di kisaran Rp 1.200 triliun hingga Rp 1.300 triliun.

Adapun untuk mengejar investasi Rp 1.650 triliun pada tahun ini, Yusuf menilai tantangannya memang berat, sebab ada dalam situasi politik. Sebab, kepemimpinan Presiden selanjutnya yang akan memastikan apakah target tersebut bisa tercapai atau tidak.

Menurutnya, komitmen dari pemerintah baru terhadap peningkatan iklim investasi menjadi penting untuk investor nantinya, baik itu  investor baru maupun investor lama.

“Bagaimana bentuk dari kelanjutan reformasi struktural itu juga akan ikut menentukan, misalnya bagaimana pemerintahan baru dalam menurunkan ICOR (Incremental Capital Output Ratio) di level yang lebih rendah dibandingkan posisi sebelumnya,” ungkapnya.

Baca Juga: Kapasitas Terpasang EBT Nasional Capai 13,15 GW Sampai 2023, Berikut Perinciannya

Ia melanjutkan, alasan ICOR harus diturunkan agar efisiensi dari investasi dan cost yang harus ditanggung oleh investor ketika ingin berinvestasi menjadi lebih rendah dari saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari